Mulai dibaca: 2 Desember 2017
Selesai dibaca: 6
Desember 2017
Judul: Tikus dan Manusia (Of Mice and Men)
Penulis:
John Steinbeck
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penerjemah: Ariyantri E.
Tarman
Tahun terbit: Februari 2017
Tebal halaman: 144 halaman
Format
buku: Paperback
ISBN:
978-602-033-781-4
Harga: Rp42.000 (Gramedia.com)
Rating: 4/5
Beberapa kilometer arah selatan dari Soledad, Sungai Salinas mengalir merapat ke tepian sungau di sisi bukit dan merembah dalam dan hijau. (hal. 7)
George dan Lennie merupakan sahabat karib. George bertubuh kurus dan selalu ada dan melindungi ketika Lennie terlibat dalam suatu masalah, sedangkan Lennie bertubuh tambun dan memiliki keterbelakangan mental dan ia sering tidak tahu bahwa apa yang ia lakukan bisa membuatnya tercebur dalam suatu masalah. Mereka berdua bekerja di sebuah peternakan di utara sebelum Lennie—untuk yang kesekian kalinya—membuat ulah yang membuatnya berada dalam masalah besar.
“Kalau memikirkan saat-saat menyenangkan yang bisa kudapatkan tanpa kau, aku jadi gila. Aku tidak pernah merasa damai.” (hal. 21)
George yang sebenarnya tidak memiliki urusan apapun dengan Lennie maupun masalahnya mau tidak mau ikut terlibat karena ia selalu berusaha melindungi Lennie yang malang. Kali ini masalahnya adalah Lennie yang dituduh berbuat cabul pada putri pemilik peternakan. Lennie yang malang, ia hanya ingin menyentuh rok indah yang dikenakan oleh si gadis tersebut, tapi ia malah dituduh hendak melakukan perbuatan cabul. George dan Lennie tidak punya pilihan lain selain kabur dari orang-orang yang marah yang mengejar-ngejar mereka. Mereka pun terpaksa mencari pekerjaan di peternakan lain di Weed. George berharap bahwa ia maupun Lennie takkan terlibat dalam suatu masalah besar yang membuat mereka dikejar-kejar pemilik peternakan sehingga mereka harus mencari tempat kerja yang baru lagi, kali ini sebisa mungkin mereka harus bisa bekerja lebih lama di peternakan baru, sebisa mungkin mereka harus menjauhkan diri dari masalah. Ada cita-cita yang harus mereka wujudkan.
“Aku tidak mau saus tomat. Aku tidak akan makan saus
tomat biarpun ada di sini di sebelahku.”
“Kalau ada saus tomat di sini, kau
bisa makan sedikit.”
“Tapi aku tidak akan makan sedikit pun, George. Aku akan
sisakan semua buatmu. Kau bisa taruh saus tomat banyak-banyak di kacangmu dan
aku tidak akan sentuh itu sama sekali.” (hal. 21)
Salah satu kisah klasik yang bercerita tentang persahabatan yang cukup kontroversial, begitu menurut ulasan-ulasan yang saya baca maupun sinopsis yang ada di sampul belakang buku. Kata kontroversial di sini bukan yang mengacu pada hal-hal kontroversial masa kini yang kebanyakan berhubungan dengan disorientasi seksual atau apa, tapi kontroversial di sini murni mengenai penyelesaian konflik yang terjadi pada persahabatan George dan Lennie, dikatakan kontroversial karena nggak menyangka bahwa seorang sahabat bisa melakukan hal yang paling tidak terduga pada sahabatnya.
Saat pertama kali membaca buku ini, dengan polosnya saya mengartikan bahwa persahabatan George dan Lennie ini sangat romantis dan penuh kasih sayang. George yang memiliki perangai sebagai pemuda kurus yang pemarah dan temperamen selalu melindungi Lennie yang memiliki keterbelakangan mental. George selalu ada untuk melindungi Lennie walaupun Lennie bodoh dan kerap menimbulkan masalah-masalah yang tak jarang menyulitkan hidup mereka berdua. Intinya, George selalu ada untuk Lennie. Sementara Lennie, si tambun yang memiliki mental terbelakang, walaupun kerap menimbulkan masalah dan merepotkan George, selalu menjadi sasaran amarah George dan selalu mendapat olokan-olokan dari George, tetap menyayangi George sebagai sahabatnya. Lennie tidak peduli sekasar dan sesering apa George memarahi dan mengejeknya, Lennie tetap menyayangi George. Tapi, tunggu. Tidakkah menurutmu Lennie sedikit egois? Karena Lennie tidak pernah meninggalkan George tak peduli sesering dan seburuk apa George memarahi Lennie, kelihatannya seperti Lennie tidak pernah meninggalkan George karena hanya George lah yang bisa bertahan dengan dirinya dan hanya George yang bisa melindunginya walaupun George bertubuh jauh lebih kecil dari Lennie tapi Lennie sangat membutuhkan dan mengandalkan George. George mungkin tampak egois karena dugaan tersebut, tapi Lennie pun juga memintanya untuk tidak pergi terlalu jauh darinya. Nah, di sinilah kita melihat hati ksatria George. Ingat bahwa Lennie selalu menimbulkan masalah dan George selalu ada untuk melindunginya, hal ini sepertinya sudah sangat sering terjadi, tapi George tetap tidak meninggalkan Lennie. George selalu ada di dekat Lennie walaupun ia harus selalu menjaga dan melindunginya. Pertanyaannya adalah, sampai kapan George bisa bertahan dengan Lennie?
“Tapi kita tidak begitu? Dan kenapa? Sebab… sebab ada kau yang bantu aku dank au punya aku buat membantumu, dan itu sebabnya.” Ia tertawa bahagia. (hal. 24)
poster film ‘Of Mice and Men’ (1992)
Saya lugu ketika menarik kesimpulan terlalu cepat bahwa persahabatan George dan Lennie adalah persahabatan yang romantis. Saya menarik kesimpulan tersebut sebelum saya menyelesaikan cerita sampai halaman terakhir. Di halaman terakhir, saya seakan disadarkan oleh penulis bahwa sebuah hubungan itu akan selalu menemui akhir, entah itu karena penyelesaian suatu masalah yang menyebabkan hubungan tersebut berakhir, waktu yang memaksa persahabatan untuk memisahkan anggotanya, atau yang paling jelas tentu kematian. Bagus kalau persahabatan yang kita jalin berakhir dengan baik dan tanpa pertengkaran, yang menyedihkan adalah ketika salah satu akhirnya merasa lelah dan memiliki kesadaran bahwa hubungan yang tengah mereka jalani meracuni diri mereka sendiri sehingga mereka harus berpisah.
“Dia orang baik,” kata Slim. “Orang tidak harus cerdas untuk menjadi orang baik. Sepertinya menurutku kadang justru sebaliknya. Orang yang cerdas biasanya bukan orang baik.” (hal. 58)
Satu hal lagi yang buku ini berikan kepada saya, yaitu bahwa jika kita menjalin sebuah persahabatan atau hubungan apapun itu dengan siapapun, tentu ada saatnya kita terjebak dalam hal yang buruk atau masalah yang berat, saat itulah kita membutuhkan pertolongan, yang termudah dan bisa kita andalkan adalah keluarga atau sahabat kita. Nah, situasi buruk kadang tidak bisa kita hindari, tetapi jika kau terjepit dan sangat membutuhkan bantuan seseorang, usahakan untuk tidak membuat hidup penolong kita menjadi ikut susah juga karena harus menolong kita.
Sampul-sampul buku ‘Of Mice and Men’
Saya suka sekali dengan judulnya, ‘Tikus dan Manusia’ yang dalam Bahasa inggris ditulis dalam bentuk plural. Membuat saya bertanya-tanya tentang maksud judulnya. Apakah ini merupakan gambaran fisik Geoge dan Lennie? Lennie yang bertubuh besar digambarkan sebagai manusia dan George yang kecil sebagai tikus. Atau mungkin judulnya menggambarkan bahwa tikus dan manusia memiliki hubungan yang aneh, tikus merupakan hewan yang menyebalkan dan tidak peduli sekeras apapun usaha manusia untuk melenyapkan tikus-tikus, tikus-tikus tersebut selalu ada. Tikus selalu merepotkan manusia, menggambarkan hubungan yang tidak baik.
Sampul buku ‘Of Mice and Men’ yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer (2003)
Baik George ataupun Lennie merupakan tokoh favorit saya. Saya menyukai Lennie karena ia tak pernah melawan dan meninggalkan George, walaupun badannya besar dan ia sebenarnya bisa dengan mudah mematahkan leher George si Kurus, Lennie seakan menyayangi George karena mereka bersahabat. Saya menyukai Geoge, dengan mengesampingkan sifat pemarahnya, George merupakan sahabat yang bisa diandalkan. Baik George ataupun Lennie memiliki mimpi yang besar, dan mereka bekerja demi mewujudkan mimpi mereka. Tidak peduli berapa karung jelai yang harus mereka angkat, berapa tahun mereka harus bekerja di sebuah peternakan milik seseorang, mereka akan tetap bekerja hingga mereka bisa menjadi kenyataan.
“Orang-orang seperti kita, yang bekerja di peternakan, adalah orang-orang paling kesepian di dunia. Mereka tidak punya keluarga. Mereka tidak cocok di tempat mana pun. Mereka dating ke peternakan dan bekerja keras, lalu pergi ke kota dan menghamburkan hasil kerja keras mereka, lalu setelahnya mereka banting tulang lagi di peternakan lain. Mereka tidak punya cita-cita.” (hal. 23)
Ini kisah klasik mengenai persahabatan dua orang pemuda. Bukan tipe kisah yang biasanya kau dapatkan di novel-novel masa kini, tapi jelas membuat merefleksikan kisah persahabatan dan hubunganmu dengan orang lain.
Slim berkata, “Kau harus begitu, George. Sumpah, kau
harus. Ayo ikut aku.” Ia membimbing George ke bukaan jalan setapak dan melangkah
ke arah jalan raya.
Curley dan Carlson mengawasi mereka pergi. Dan Carlson
berkata, “Nah, apa sih masalah kedua orang
itu?”
jadi mau beli bukunya deh
ReplyDeletesurat al mulk