Wednesday, 22 November 2017

(Blogtour) Hate List-Jennifer Brown

penerbit-spring_novel-hate-list-by-jennifer-brown_full02[5]Hate List oleh Jennifer Brown

Mulai dibaca: 07 November 2017
Selesai dibaca: 18 November 2017

Judul: Hate List
Penulis: Jennifer Brown
Penerbit: Spring
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Ayu Yudha
Tahun terbit: September 2017
Tebal buku:378 halaman
ISBN: 978-602-668-201-7

Rating: 3/5

“Bagaimana kau tahu aku akan baik-baik saja? Kau tidak mungkin tahu. Aku tidak baik-baik saja Mei lalu dan kau tidak tahu itu.” (hal. 16)

Itu hanya sebuah daftar nama orang-orang yang tidak disukai oleh Valerie. Hanya sebuah daftar yang ditulis Valerie tanpa ada maksud lainnya lagi. Valerie hanya menulis nama orang-orang yang menurutnya menyebalkan dan selalu mengganggunya tanpa ada maksud apapun. Valerie tidak pernah bermaksud membalas dendam kepada orang-orang dalam daftarnya, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang-orang tersebut. Tetapi seseorang melakukannya. Nick, yang merupakan pacar Valerie, menembaki beberapa siswa Garvin High. Dan yang lebih buruk lagi, setelah menghabisi nyawa beberapa murid, Nick menembak Valerie di kaki dan menghabisi nyawanya sendiri. Setelah itu berita menyebar, beberapa mengatakan bahwa beberapa siswa dan orang tua murid mengalami trauma,  beberapa juga mengatakan bahwa semuanya telah berjalan kembali seperti semula, keadaan membaik, dukungan dan simpati terhadap korban yang selamat terus mengalir. Tapi tidak bagi Valerie. Beberapa hari setelah pemberitaan yang sangat gencar mengenai penembakan tersebut, media menemukan daftar kebencian yang dibuat Valerie. Valerie sudah cukup sedih atas kepergian Nick, sekarang teman-temannya seakan menjauhi dan menyudutkannya ketika ia kembali ke sekolah. Dan di saat semuanya menyudutkannya, keluarganya yang seharusnya menjadi pendukung utamanya untuk bangkit kembali malah memilih untuk saling bertengkar dan ikut menyalahkan Valerie atas kejadian penembakan tersebut.

blog[5]

Peristiwa penembakan yang terjadi di sekolah-sekolah jelas merupakan peristiwa yang cukup mengerikan bagi siapapun, baik itu bagi korban, keluarga korban, saksi, pembaca berita, siapapun. Karena sekolah yang seharusnya menjadi semacam rumah kedua bagi murid-muridnya dan memberikan sebuah perlindungan bagi murid-muridnya untuk menimba ilmu malah menjadi semacam ladang bagi seseorang dengan konflik untuk melampiaskan keinginannya. Dampak dari kejadian tersebut sudah dijelaskan juga di buku ini, mulai dari korban maupun keluarga korban yang tidak lagi percaya dengan kondisi wilayah tempat kejadian, trauma yang mendalam sampai nggak bisa bangkit lagi, dan sebagainya. Pembaca berita diberikan informasi-informasi mengenai sifat pelaku, seringnya informasi yang membuat pembaca ikut-ikutan menyudutkan si pelaku tanpa mengetahui motif sebenarnya dari kejadian tersebut. Nah, lewat buku ini kita diberikan cerita yang melibatkan peristiwa mengerikan dari sudut pandang yang menarik, memang bukan dari sudut pandang pelaku, sih, tetapi penulis dengan cerdik memilih seseorang yang memiliki hubungan sangat dekat dengan pelaku. Penulis memilih Valerie yang merupakan pacar Nick, si pelaku penembakan di Garvin High.

“Kenapa mereka tidak bisa melihat itu sebelumnya? Kenapa peristiwa itu harus terjadi terlebih dulu? Itu tidak adil.” (hal. 185)

Sebelum saya memberikan ulasan, infornasi sekilas aja mengenai buku ini. Buku ini sebenarnya nggak bisa dibilang sebagai buku yang ‘baru saja keluar dari pemanggang’, karena sesungguhnya di Amerika Serikat buku ini sudah terbit sejak delapan tahun lalu atau sejak tahun 2009 dan saya heran mengapa butuh waktu cukup lama bagi penerbit di Indonesia untuk menemukan buku ini. Walaupun kita jarang mendengar berita mengenai penembakan di sekolah-sekolah di Indonesia, buku ini sebenarnya memiliki cerita yang lebih penting mengenai perilaku anak remaja dan segala kelabilannya.

Karena cerita dibuka dengan sebuah peristiwa yang cukup mengejutkan dan penceritanya merupakan kerabat yang cukup dekat dengan pelaku penembakan, pembaca bisa menerka-nerka bahwa buku ini memberikan sebuah cerita dari sudut pandang yang lain dari sebuah peristiwa yang membuat banyak orang trauma. Tentu saja kita akan diberikan sebuah cerita mengenai si pelaku penembakan, melalui sudut pandangnya Valerie menceritakan kehidupan Nick—dan juga kehidupannya—ketika berada di sekolah. Sebagai seseorang yang bisa dibilang sangat dekat dengan Nick, diantara banyak orang yang menganggap Nick sebagai orang yang aneh, Val seakan menjadi penyeimbang bagi pembaca dengan memberikan cerita lainnya mengenai Nick. Okay, we get it, be good to people, treat them the way you want to be trated. And it’s true! Kita nggak akan pernah tahu sih, dampak dan efek yang akan ditimbulkan dari perlakuan kita terhadap orang lain. Dan itulah kenapa kita harus selalu bersikap baik dan tidak menyakiti hati siapapun.

Aku merasa ini bukan tempatku. Seringnya, aku merasa seolah semua orang lainnya gila—bahkan Dokter Dentley—dan aku satu-satunya yang waras. (hal. 164)

Oke, jadi itukah yang hendak disampaikan oleh penulis melalui buku ini? Agar kita selalu berbuat baik dan tidak menyakiti hati orang lain?

Well, sebenarnya ada satu cerita lagi mengenai satu orang tokoh yang juga tak kalah menarik. Cerita tersebut tak lain adalah cerita mengenai kehidupan Valerie sendiri. Valerie juga merupakan siswi yang kerap diganggu oleh murid-murid lainnya, selain itu keluarga Valerie pun juga berada dalam keadaan yang tidak baik, ayah dan ibunya selalu bertengkar. Mereka seakan memperkeruh hari-hari Valerie yang sebenarnya cukup keruh dengan banyaknya perundungan yang selalui ia hadapi di sekolah. [AS1] Cerita yang paling menarik menurut saya adalah ketika Val bercerita mengenai peliknya masalah yang ia hadapi bersama keluarganya. Saya sebagai pembaca pun gemas dengan perlakuan orang tua Valerie pada anaknya tersebut. Maksud saya, bukankah orang tua harusnya memberikan dukungan moral yang besar bagi anaknya agar bisa kembali bersemangat. Tapi bisa jadi, memang itu maksud penulis. Memberikan cerita yang realistis di mana bahkan orang terdekat kita pun bisa aja berbalik melawan kita ketika kita berada pada kondisi yang tidak baik. Dan melalui Valerie, penulis seakan menyampaikan bahwa keadaan nggak akan bertambah baik kalau kita tidak menghendakinya. Val terus berkubang dalam kesedihannya, ia kerap berpikir bahwa semuanya sudah meninggalkannya, sekalipun ada seseorang yang ingin membantunya untuk bangkit ia menepis bantuan tersebut. Rasanya ia tidak mau diselamatkan. Jadi begitulah, satu lagi kutipan lama yang selalu berlaku di zaman apapun, perubahan itu dimulai dari diri sendiri.

Lihat apa yang nyata, itulah yang Dokter Hieler inginkan untuk kulakukan. Lihat apa yang benar-benar ada (hal. 263)

Konfliknya benar-benar dalam dan pelik, sehingga alur di buku ini bisa dibilang sangat seru untuk diikuti. Kilas baliknya membantu pembaca untuk menyelami karakter tokoh utama lebih dalam. Daaan, kisah persahabatan yang manis jadi pelengkap buat buku ini.

“Kau tahu, tidak apa-apa kalau seseorang kadang mengalah kepadamu,” katanya, sangat serius. “Kita tidak selalu harus menjadi pecundang, Valerie. Mereka mungkin ingin membuat kita merasa seperti itu, tapi kita tidak begitu. Kadang-kadang kita bisa menang juga.” (hal. 83)

Buku yang menarik buat dibaca siapapun, mulai dari teman-teman dari kalangan dewasa muda sampai teman-teman yang sudah menjadi orang tua. Dan kabar baiknya, Penerbit Spring juga mengadakan Giveaway buku Hate List. Caranya gampang kok. Seperti biasa, teman-teman hanya perlu mengikuti blogtour yang diadakan oleh host-host berikut ini:

Banner Blogtour_Story IG

Dan untuk mendapatkan kesempatan memenangkan buku Hate List teman-teman hanya perlu:

1.   Memilih kutipan menarik dari buku Hate List. Teman-teman bisa mengambil kutipan tersebut dari ulasan yang sudah dipublikasikan oleh host blogtour

2.   Siapkan foto yang menarik untuk membuat PhotoQuote Hate List

3.   Giveaway hanya diadakan satu kali saja dan hanya ada di akun Instagram @PenerbitSpring. Jadi, pastikan kamu sudah follow akun Instagram Penerbit Spring biar nggak ketinggalan jadwal Giveawaynya.

4.   Ikuti aturan yang berlaku yang sudah ditetapkan oleh Penerbit Spring

5.   Jangan sampai kelewatan

Semoga berhasil



1 comment: