Tuesday, 25 July 2017

Dekut Burung Kukuk (The Cuckoo’s Calling)-Roberth Galbraith

51m4P63APoL._SY344_BO1,204,203,200_Dekut Burung Kukuk oleh Robert Galbraith

Mulai dibaca: 01 Maret 2017
Selesai dibaca: 17 Juni 2017

Judul: Dekut Burung Kukuk (The Cuckoo’s Calling)
Penulis: Robert Galbraith
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
Penerjemah: Siska Yuanita
Tahun terbit: Februari 2014 (Cetakan ketiga)
Tebal buku: 520 halaman
Format: Paperback
ISBN: 978-602-030-062-7
Harga: Rp.84.150 (Gramedia.com)

Rating: 3/5

Gaung di jalanan terdengar seperti dengung lalat. Para fotografer berdiri berkerumun di balik garis batas yang dijaga polisi, kamera mereka yang berbelalai panjang siap siaga, napas mereka mengepul seperti uap. (hal. 11)

Seorang model bernama Lula Landry ditemukan tewas dibawah beranda apartemennya. Walaupun tampak seperti peristiwa bunuh diri, tetapi menurut keterangan saksi yang tinggal tepat di bawah apartemen Lula, ia mendengar Lula bertengkar dengan seseorang dan kemungkinan Lula didorong oleh orang tesebut. Persis ketika Cormoran Strike, seorang detektif partikelir, sedang berusaha menata ulang kehidupannya yang menjadi semrawut karena hubungannya dengan tunangannya baru saja berakhir, juga menata ulang keuangannya akibat jarangnya pekerjaan yang masuk ke kantornya, seorang laki-laki datang ke kantornya mengharapkan bantuannya. Lelaki bernama John Bristow ini ingin Cormoran Strike memecahkan kasus tewasnya adiknya yang ditemukan tewas di bawah beranda apartemennya. John tidak memercayai kasus tewasnya adiknya merupakan kasus bunuh diri karena adanya saksi yang menjelaskan adanya pertengkaran sebelum adiknya ditemukan tewas. Ya, John Bristow merupakan kakak tiri dari Lula Landry.

Lula Landry diadopsi oleh Sir Alec dan Lady Yvette Bristow pada umur empat tahun. Dia dibesarkan dengan nama Lula Bristow, tapi kemudian mengambil nama gadis ibunya ketika mulai berkarier sebagai model. (hal. 37)

Dan John ingin Cormoran mengungkapkan kebenaran dari peristiwa tewasnya Lula. Penyelidikan terhadap kasus tewasnya Lula tak hanya membawa Cormoran bertemu dengan orang-orang yang berhubungan dengan Lula maupun menyelami dunia mode lebih jauh, semakin dekat ia mengungkap kebenaran semakin dekat pula ia dengan bahaya yang mengancam nyawanya.

Dia merasa letih dan kesakitan; sadar betul akan rasa nyeri di tungkainya, sadar betul akan tubuhnya yang belum mandi, makanan berminyak yang terasa berat di dalam perutnya. (hal. 276)

DSC_0045-blog


Oke, saya punya alasan kenapa saya bisa membutuhkan waktu luama banget bahkan sampai berbulan-bulan untuk menghabiskan buku ini. Selain sibuk dengan buanyak kegiatan, saya sering teralihkan untuk membaca buku lainnya yang lebih tipis dan lebih mudah untuk diselesaikan. Selain itu, menurut saya alur cerita-cerita pertama jalannya sangat lambat sehingga saya jadi bosan dan lebih memilih membaca buku lain.

Oke, waktu pertama kali buku ini hendak diluncurkan, saya ingat banget sama publikasinya yang cukup gencar. Kalau menurut saya, kenapa bisa sampai seheboh begitu, sih, memperkenalkan seorang penulis baru? Nah, setelah mengusut si penulis lebih jauh, ternyata Robert Galbraith merupakan nama alias dari penulis yang udah dikenal dengan baik oleh teman-teman yang cinta membaca di manapun. Nah, Robert Galbraith merupakan nama alias dari J. K. Rowling yang meroket karena saga Harry Potter. Dan seri Cormoran Strike merupakan karya barunya setelah Harry Potter berakhir. Dan, sebenarnya, mau nggak mau saya berpikir bahwa buku ini merupakan salah satu usah penulis untuk lepas dari karyanya sebelumnya yang sudah mendunia dan terkenal banget.

Karena saya belum membaca buku penulis yang berjudul ‘The Casual Vacancy’, jadi saya nggak ngerti buku itu menceritakan tentang apa, jadi saya anggap ini debut penulis dalam menciptakan kisah detektif. Sebagai permulaan, saya mengategorikan buku ini sebagai buku yang oke dan ‘boleh juga’. Selain bagian-bagian awal yang alurnya lambat dan cukup membuat saya bosan, ceritanya sebenarnya oke dan sangat realistis. Nah, itu yang saya suka dari kisah detektif satu ini.

13strikeseries1411aPemeran Robin Ellacott dan Cormoran Strike dalam serial TV Cormoran Strike

Ngomongin detektif, mau-nggak-mau pikiran saya selalu menuju Sherlock Holmes dan Conan Edogawa. Sherlock Holmes memanfaatkan kecerdasan otak, kecerdikan, dan kecermatannya dalam mengamati sekeliling dan petunjuk yang ditinggalkan ketika memecahkan kasus, yang seringnya bikin saya bertanya-tanya, kok bisa Sherlock—atau pengarangnya—berpikiran untuk menemukan petunjuknya sampai ke tempat yang paling aneh sekalipun. Conan Edogawa beda lagi. Yang saya ingat dari kisah-kisah kriminal yang ada di komik Detektif Conan adalah pelaku yang selalu menggunakan trik yang aneh dan unpredictable. Dan cara penyelesaian kasusnya pun juga nggak bisa diikuti sama pembaca.

Nah, dari kedua detektif ‘nyentrik’ tersebut, di sinilah yang bikin saya menyukai kisah Cormoran Strike. Nggak ada trik aneh yang digunakan pelaku. Cormoran si detektif partikelir ini pun ya nggak sejenius atau secerdik dan secermat Sherlock. Yang dibutuhkan Cormoran hanya mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari orang-orang yang memiliki hubungan dengan Lula Landry. Jadi Cormoran hanya membutuhkan kesehatan dan ketangguhan fisiknya aja buat menemui orang-orang tersebut di mana pun mereka berada. Menurut saya, diantara banyak kisah tentang detektif, detektif Cormoran Strike ini lah yang kisahnya masuk akal. Well, bukannya Sherlock Holmes nggak masuk akal atau bagaimana, tapi kalau di dunia nyata ada aksi detektif-detektifan mungkin Cormoran Strike lah yang aksinya paling sesuai dengan detektif-detektif di kehidupan yang sebenarnya. Selama saya baca buku ini, saya sih nggak menemukan adanya semacam petunjuk yang ditinggalkan oleh korban, atau Cormoran yang tiba-tiba menemukan sesuatu di lokasi kejadian yang bisa dijadikan petunjuk. Yang saya ingat metode pemecahan kasus yang digunakan oleh Cormoran hanya mewawancarai semua orang yang mempunyai hubungan dengan Lula, dan ia catat semua pernyataan mereka yang ia anggap penting. Tapi walaupun begitu, Cormoran tetap harus menggunakan kecermatannya untuk mengaitkan pernyataan-pernyataan tersebut dan menggali sendiri informasi-informasi penting mengenai orang-orang tersebut. Gosh, menurut saya Cormoran menunjukkan kepada orang-orang bahwa menjadi detektif itu gampang, kamu hanya perlu keinginan yang kuat, fisik yang memadai untuk berkeliling kota bahkan sampai ke sudut terpencil sekalipun untuk menemui sumber informasimu, kecermatan, ketelitian, dan rasa penasaran yang tinggi.

Sekarang saya akan membahas sifat dan karakter Cormoran Strike si detektif partikelir andalan kita. Membaca kisah ini dan mengenal Cormoran lebih jauh, saya sedikit nggak percaya juga bahwa orang bobrok macam Cormoran ternyata bisa menyelesaikan sebuah kasus dengan cukup baik. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, di buku ini Cormoran Strike baru saja mengalami kegagalan dalam kehidupan asmaranya, hubungannya dengan tunangannya baru saja berakhir setelah masa-masa yang sangat indah dan romantis yang telah mereka alami. Cormoran yang sebelumnya tinggal bersama tunangannya tersebut akhirnya tinggal di kantornya yang bisa dibilang sangat nggak memadai untuk dijadikan kantor dan tempat tinggal. Selain itu, kondisi keuangannya juga menyedihkan dan dia masih harus membayar sewa tempat tinggal/kantornya, belum lagi gaya hidupnya yang nggak bisa lepas dari minum-minuman beralkohol dan mie instan. Dan juga, setelah hubungan dengan tunangannya berakhir ia seakan nggak bisa melupakan tunangannya tersebut, ia berlarut-larut dalam kesedihannya, menolak bangkit dan terus menjalani hidup dan profesinya dengan baik. Kalau menurut saya, sih, amat susah dipercaya bahwa orang macam Cormoran merupakan seorang detektif. Juga saya nggak bisa memercayai bahwa ia masih mempertahankan profesi detektifnya tersebut. Mungkin karena ia merupakan pensiunan tentara dan ia sudah kehilangan satu kakinya, jadi susah menemukan sebuah pekerjaan yang mau mempekerjakannya sehingga ia memilih membangun sebuah perusahaan sendiri.

Robin bermaksud membawanya kembali ke kantor dan memberiny makan di sana, tapi Strike tiba-tiba berhenti di depan warung kebab di ujung Denmark Street dan sudah menyelonong masuk sebelum Robin sempat mencegahnya. (hal. 349)

Satu lagi tokoh yang pantas mendapatkan apresiasi. Cormoran tidak akan sukses menyelesaikan kasusnya, atau tidak mungkin menyelesaikan kasusnya dengan cepat tanpa bantuan asisten barunya, Robin Ellacott. Awalnya Robin hanya ditugaskan selama seminggu oleh agennya, tapi kemudian ia memperpanjang masa kerjanya karena menemukan ketertarikannya dalam menyingkapkan kasus  tersebut. Jadi, tugas Robin kurang lebih sama seperti sekretaris-sekretaris lainnya, menyambut klien maupun tamu dari manapun yang datang, menyediakan semacam suguhan, yang baru ada saat kehadiran Robin, mencari-cari informasi sesuai permintaan Cormoran. Tapi, Robin tidak hanya melaksanakan tugasnya, ia benar-benar membantu Cormoran. Beberapa kali Robin bahkan mencari informasi terkait kasus Lula dengan sendirinya. Belum lagi improvisasi-improvisasi cerdik yang ia lakukan untuk mendapatkan informasi yang Cormoran butuhkan. Robin is a secretary every bussinessman should have.

Sebenarnya nggak ada masalah besar juga dengan alur ceritanya. Mungkin memang agak lambat di beberapa bagian pembuka, tapi kalau pembaca bisa bertahan sedikit lagi, saya rasa pembaca malah nggak sabar menemukan pelaku yang sesungguhnya. Walaupun orang-orang yang diwawancarai Cormoran cukup banyak, pembaca amat sangat bisa ikutan menebak siapa pelakunya, karena informasi yang diberikan sumber—atau penulis—cukup lengkap dan sangat membantu.

Mungkin tidak sebrilian Sherlock Holmes atau triknya tidak semenakjubkan yang ada di komik Detektif Conan, tapi buku ini boleh dicoba oleh penggemar cerita-cerita detektif. Karena kisah yang ada di buku ini memang sangat realistis dan kekinian banget menurut saya.

Aku tak mampu rehat dari petualangan:
aku mau mereguk tuntas hidup hingga tandas,
sampai ampas; seluruh waktu telah kunikmati
sehikmat-hikmatnya, telah melukaiku secuka-cukanya,
baik ketika bersama mereka yang kucintai,
atau saat aku sendiri menemani diri;
Di landai pantai, gugus bintang Hyades berjatuhan bagai
   hujan petir
menyalakan samar hampar lautan: aku menjelma sebaris
   nama... (hal. 517)

1 comment: