Showing posts with label Silence. Show all posts
Showing posts with label Silence. Show all posts

Sunday, 4 June 2017

15 Buku untuk Pemula

Sebagai seorang kutu buku, sering nggak sih, mendapat pertanyaan ‘Kenapa, sih, suka banget membaca?’ dari teman-teman yang nggak terlalu suka membaca buku?

Saya sering mendapat pertanyaan seperti itu. Dan saya nggak akan pernah menjelaskan kepada penanya mengenai kegemaran saya ini. Seringnya, saya hanya menjawab bahwa membaca sudah kebiasaan dari kecil, dan nggak bisa dihilangkan, daripada saya harus menjelaskan kepada mereka apa sesungguhnya kesenangan yang saya dapatkan dari membaca. Penjelasannya pasti panjang, kalau saya yang memberikan, dan itu pasti akan memakan waktu baik bagi saya maupun bagi penanya. Jadi, kecuali yang memberi pertanyaan tersebut sama-sama pecinta buku seperti saya, saya nggak akan memberi penjelasan yang benar mengenai kegemaran saya. Lagipula, saya rasa percuma juga saya menjelaskan kepada teman-teman semacam itu, mereka tetap nggak akan dapat di mana letak kesenangannya dalam membaca.

Pertanyaan kedua yang sering saya dapatkan dari teman-teman saya yang nggak terlalu suka membaca adalah, ‘Buku apa, sih, yang bagus?’.

DSC_0067-blog

Tuesday, 28 February 2017

Hening-Shusaku Endo

Silence_novelHening oleh Shusaku Endo

Mulai dibaca: 14 Februari 2017
Selesai dibaca: 26 Februari 2017

Judul: Hening
Judul asli: Chinmoku (Silence)
Penulis: Shusaku Endo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Bahasa: Indonesia
Penerjemah: Tanti Lesmana
Tahun terbit: Januari 2017 (cetakan ketiga)
Tebal buku: 304 halaman
Format: Paperback
ISBN: 978-602-033-717-3
Harga: Rp. 57.800 (Gramedia.com)

Rating:4/5

Berita tersebut sampai kepada Gereja di Roma. Christovao Ferreira, yang dikirim ke Jepang oleh Serikat Yesus di Portugal, akhirnya menyerah dan menjadi murtad setelah mengalami hukuman penyiksaan di dalam “lubang” di Nagasaki. (hal. 25)

Setelah mendengar kabar bahwa gurunya yang dikirim ke Jepang untuk menyebarkan Kristen telah menjadi murtad, Pastor Sebastian Rodrigues bersama Pastor Garrpe ikut berangkat ke Jepang untuk mencari tahu kebenaran kabar tentang gurunya tersebut. Melalui kabar yang dibawa dari Jepang, semua orang dan penduduk yang menjadi Kristen dipaksa oleh pejabat setempat untuk mengingkari keyakinan mereka, kalau tidak mau mengingkarinya mereka akan disiksa dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Di Jepang, Rodrigues dan Garrpe disambut dengan suka cita oleh para petani Kristen di Tomogi  yang sudah lama menunggu kedatangan seorang Pastor. Mereka diberi tempat persembunyian dan diberi sedikit makanan oleh para petani tersebut. Tapi, mereka juga menyaksikan sendiri perlakuan kejam para pejabat terhadap petani tersebut. Dua orang petani yang teguh mempertahankan keyakinan mereka diikat pada sebuah pancang yang didirikan di pinggir laut. Mereka dihantam terus menerus oleh ombak yang dahsyat selama berhari-hari. Tetapi mereka terus berdoa kepada Tuhan. Walaupun Tuhan membungkam mulutnya dan tak menyelamatkan mereka. Tapi petani tersebut tetap teguh pada keyakinan mereka, mereka terus berdoa hingga akhirnya mereka menuju ke surga Tuhan. Menyaksikan penderitaan petani tersebut, membuat Rodrigues kembali mempertanyakan eksistensi tuhannya. Kenapa Tuhan hanya diam saja, mengapa Ia bungkam melihat umatnya disiksa padahal mereka mempertahankan keyakinan mereka pada-Nya?

DSC_0095