Thursday 11 May 2017

Tentang Kamu-Tere Liye

96912Tentang Kamu oleh Tere Liye

Mulai dibaca: 13 Maret 2017
Selesai dibaca: 03 April 2017

Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Penyunting: Triana Rahmawati
Penerbit: Republika Penerbit
Tahun terbit: Oktober 2016 (Cetakan pertama)
Tebal buku: vi+526 halaman
Format: Paperback
ISBN: 978-602-082-234-1
Harga: Rp.71.100 (Bukupedia)

Rating: 4/5

Pukul 07.30, masih sangat pagi untuk jalanan di Belgrave Square, London. Tapi sepagi ini, taman kecil yang dipenuhi pepohonan besar dan dikelilingi oleh berbagai kantor keduataan besar itu ramai. (hal.1)

Zaman Zulkarnaen telah bekerja selama dua tahun sebagai karyawan di firma hukum Thompson & Co di London, Inggris. Firma tersebut berbeda dengan kebanyakan firma hukum lainnya. Karyawan di sana tidak sampai sepuluh orang. Hanya ada satu orang partner firma, yaitu Sir Thompson sendiri, putra pendiri Thompson & Co; lalu enam orang pengacara senior yang memiliki reputasi sebaik perusahaan mereka; dan Zaman Zulkarnaen karyawan baru lulusan Jurusan Hukum Universitas Oxford. Thompson & Co sendiri sudah dianggap sebagai ksatria hukum oleh banyak orang yang bergelut di bidang hukum, firma hukum tempat Zaman bekerja bisa dibilang tidak semegah dan seglamor ratusan firma hukum lainnya di Inggris,tapi Thompson & Co memiliki reputasi sebagai firma hukum paling dihormati oleh siapapun.

“Mereka adalah legenda hidup yang jarang diketahui. Mereka tidak semegah Latham & Watkins, atau seglamor Baker & McKenszie, penguasa firma hukum dunia, tapi nama Thompson & Co. selalu disebut dengan penuh kehormatan. Laksana manuskrip kuno daari belantara hukum yang kadangkala kejam. Kantor mereka seperti kuil suci, pengacara mereka adalah kesatrianya.” (hal. 5)

Salah satu pengacara senior Thompson & Co memutuskan untuk pensiun, mengakibatkan satu kursi kosong di posisi tersebut. Dan Zaman dalam kesempatan sekali dalam seumur hidup ditawari posisi tersebut langsung oleh Sir Thompson  sendiri. Dengan syarat tentunya.

Beberapa hari sebelumnya Thompson & Co menerima sebuah telepon dari sebuah panti jompo di Paris, Perancis. Salah seorang penghuni tersebut meninggal dunia dan sepertinya ia memberi mandat kepada pengurus panti untuk langsung menelepon firma hukum tersebut jika terjadi apa-apa padanya. Beberapa hari kemudian Thompson & Co menerima beberapa lembar dokumen atas nama klien mereka tersebut. Setelah menyelidiki lebih dalam mengenai klien misterius mereka, Thompson & Co menemukan fakta bahwa sang klien meninggalkan nilai warisan sebesar 1 miliar Poundsterling. Klien yang diketahui bernama Sri Ningsih, asal Indonesia tersebut tidak meninggalkan surat wasiat. Dan kepada Zaman lah tugas tersebut diberikan untuk memecahkan warisan Sri Ningsih atau lebih baik lagi, menemukan ahli warisnya.

“Kamu tidak salah mendengarnya, Zulkarnaen... Klien ini mewariskan aset berbentuk kepemilikan saham senilai satu miliar poundsterling. Dalam mata uang asal negaramu, itu setara 19 triliun rupiah, bukan?” (hal. 11)

DSC_0059blog

Tere Liye selalu punya tempat di hati penggemarnya, entah ia menerbitkan buku macam apapun itu. Rasanya tiap kali saya mendengar bahwa bukunya akan terbit, keesokan harinya saya akan melihat bahwa orang-orang akan langsung membeli bukunya. Tere Liye seperti selalu memiliki banyak ide atau banyak hal menarik untuk dibuat cerita atau dibukukan. Rasanya tiap kali saya berkunjung ke sebuah toko buku, saya tetap nggak bisa menghitung ada berapa judul karya Tere Liye yang dipajang di rak toko buku tersebut dan saya yakin judul-judul tersebut masih akan bertambah. Dan menurut saya, di Indonesia Tere Liye lah penulis yang paling produktif untuk saat ini.

Terakhir membaca karya Tere Liye adalah saat saya masih kuliah, bukunya yang waktu itu saya baca berjudul ‘Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah’. Setelah itu saya belum pernah membaca karya-karyanya yang lain, entah berapa buku waktu itu yang sudah diterbitkan. Jadi bulan lalu akhirnya saya membaca kembali buku karangan Tere Liye, buku ini juga termasuk buku yang ditunggu-tunggu dan tergolong buku best-seller juga.

Terima kasih banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Bapak, aku akhirnya memahaminya. Apakah sabar memiliki batasan? Aku tahu jawabannya sekarang. (hal. 48)

Tentang Kamu. Pertama kali membaca judulnya, yang saya pikirkan tentu saja ini novel roman, ini mungkin novel yang bercerita tentang sepasang kekasih yang harus terpisah lalu melalui banyak rintangan dan halangan seperti jarak, misalnya, well kalau dilihat dari sampul bukunya, sih. Dan, jelas ya saya salah. Jadi buku ini menceritakan, yang pertama adalah perjuangan Zaman dalam menemukan surat wasiat, ahli waris, atau petunjuk apapun mengenai wanita asal Indonesia bernama Sri Ningsih dan seluruh kekayaannya yang nilainya sebesar 1 miliar Poundsterling.Yang kedua, kita akan membaca cerita mengenai kehidupan Sri Ningsih beserta perjalanannya dari tempat asalnya di Indonesia hingga bagaimana caranya ia bisa mendarat di Paris dan mendapatkan harta sebanyak itu. Oke, karena inti dari buku ini adalah menemukan pencerahan atas harta Sri Ningsih melalui penelusuran kehidupan Sri Ningsih dari Indonesia hingga ke Paris, jadi saya akan lebih banyak berpendapat mengenai cerita kehidupan Sri Ningsih.

Melalui lika-liku hidupnya yang panjang, seringnya melakukan migrasi dari daerah satu ke daerah lain sampai berakhir di Paris, Sri Ningsih diwujudkan sebagai sosok wanita yang tegar, kuat, pantang menyerah, dan tahan banting. Latar belakang kehidupan Sri Ningsih sebenarnya bisa ditebak ya oleh pembaca, ia lahir di keluarga kecil dan miskin di Pulau Bungin. Ibunya meninggal saat melahirkannya, sehingga ayahnya harus menikah lagi untuk merawat Sri. Singkat cerita, Sri selalu mengalami kemalangan di Pulau Bungin, ayahnya akhirnya meninggal dan rumah satu-satunya ludes terbakar. Beruntung, ia dibantu oleh gurunya untuk dapat tinggal di sebuah pesantren di Surakarta di mana Sri akhirnya menemukan sosok seorang sahabat. Lama-kelamaan, dari persahabatan ini pula Sri mengenal yang namanya pengkhianatan dan pemberontakan yang diakibatkan oleh iri hati. Ia pun pindah lagi. Kali ini ke ibukota, Jakarta. Seperti kebanyakan cerita orang-orang mengenai ibukota yang lebih keras daripada ibu tiri, Sri juga merasakan kerasnya kehidupan di Jakarta. Nah, mungkin di sinilah kita benar-benar melihat sosok Sri yang pantang menyerah dan tahan banting. Karena, juga seperti cerita orang-orang yang ditempa oleh kerasnya kehidupan ibukota, Jakarta pun memaksa Sri untuk benar-benar bisa hidup mandiri, Jakarta seakan mengatakan pada Sri kalau ia ingin tetap hidup di Jakarta, Jakarta menyediakan segalanya, tapi Sri harus mengambil sendiri apa yang ia inginkan dan tidak gratis.

Aku sudah mendatangi banyak pusat perbelanjaan, kantor, gedung, apa pun yang mungkin bisa memberikan pekerjaan. Tidak apalah kalau hanya disuruh mengepel lantai atau menyikat kakus. Tapi tidak semudah itu. Belum apa-apa, satpam depan sudah menatapku dengan mata memicing, tidak ada lowongan katanya. Baru bertanya, mereka sudah mengusirku. (hal. 219)

Sri menjawab tantangan dari ibukota, ia memutuskan untuk tidak menyerah begitu saja, dan kalau ada yang ingin Sri berikan kepada pembacanya sebagai inspirasi, pembaca bisa mengambil sifat pantang menyerah Sri. Mungkin terdengar klise, ya, lagipula sepertinya sudah banyak orang yang tahu seperti apa suasana di ibukota, tapi melalui berbagai macam novel yang kita baca lagi-lagi kita diingatkan kembali untuk tidak mudah menyerah dalam menjalani hidup. Sri Ningsih mungkin merupakan salah satu dari berbagai macam tokoh yang mengingatkan kita untuk tetap tabah dan tidak mudah menyerah. Menurut saya yang membedakan Sri dengan tokoh-tokoh lainnya adalah kerja keras Sri yang digambarkan sesuai dengan kemampuan orang kebanyakan, penulis tidak memaksa untuk memberikan sebuah cerita di mana Sri tiba-tiba secara kebetulan mendapatkan rejeki nomplok, atau tiba-tiba Sri bertemu dengan orang yang butuh bantuan dan ternyata orang tersebut kaya raya lalu memberikan sebagian hartanya untuk Sri sehingga hidup Sri aman tentram, enggak, bro. Dari awal, sepertinya penulis memang meniatkan diri untuk menciptakan satu karakter yang menginspirasi banyak orang untuk—lagi-lagi—tidak menyerah. Penulis menciptakan Sri, sosok dengan karakter yang selalu bekerja dengan gigih, penulis seakan ingin menyampaikan bahwa kerja keras yang kita berikan untuk mengejar apapun tujuan kita tidak akan membohongi diri kita sendiri, apa yang kita dapatkan ya itulah hasil dari kerja keras kita selama ini.

Ada satu lagi sifat Sri yang saya kagumi, ia selalu memiliki keinginan untuk belajar, tak peduli berapapun usianya. Bukan belajar melalui lembaga-lembaga resmi atau sekolah begitu, tapi Sri belajar melalui lingkungannya, menyerap ilmu yang diberikan oleh lingkungan dan ia gunakan kembali sebagai modal tambahannya untuk bertahan hidup.

Sementara itu, cerita mengenai Zaman yang mencari-cari jejak Sri Ningsih justru yang tampak tak masuk akal menurut saya. Tapi, yah, bagaimanapun juga Zaman maupun harta warisan Sri Ningsih merupakan pengantar dari cerita kehidupan Sri yang penuh dengan perjuangan untuk bertahan hidup.

Nah,kira-kira begitulah isi cerita dari buku ini. Sekali lagi ini bukan novel roman ya, teman-teman. Ini merupakan novel tentang perjalanan hidup seseorang yang sabar dan kuat dalam menghadapi kerasnya hidup. Hidup emang keras yah, bro, tapi bukan berarti kita bisa menyerah begitu saja. Ada banyak cara untuk bisa melalui itu semua, yang kita butuhkan kadang memang cuma tekad yang kuat, kemauan untuk bekerja keras, dan pantang menyerah. Saya baru tahu mengapa buku ini jadi salah satu buku terlaris, karena buku ini memang memberikan cerita yang realistis dan bagus.

Ibu, Bapak, bagaimana agar kita bisa berdamai dengan begitu banyak kejadian menyakitkan? Bagaimana jika semua hal menyesakkan itu ibarat hujan deras di tengah lapangan, kita harus melewati lapangan menuju tempat berteduh di seberang, dan setiap tetes air hujan laksana setiap hal menyakitkan dalam hidup? Bagaimana agar Sri bisa tiba di tempat tujuan tanpa terkena satu tetes airnya? (hal. 457)

No comments:

Post a Comment