Friday 19 May 2017

P.S. I Still Love You-Jenny Han

book-2015-09-09-cover-psis-tumbP.S. I Still Love You oleh Jenny Han

Mulai dibaca: 12 Mei 2017
Selesai dibaca: 13 Mei 2017

Judul: P.S. I Still Love You
Penulis: Jenny Han
Penerbit: Spring
Penerjemah: Airien Kusumawardhani
Penyunting: Selsa Chintya
Tahun terbit: September 2015 (Cetakan pertama)
Tebal buku: 350 halaman
Format:
Paperback
ISBN: 978-602-715-053-9
Harga: Rp.77.000

Rating: 4/5

Dear Peter,
Aku kangen. Baru lima hari, tapi aku kangen padamu sepertisudahlima tahun berlalu. Mungkin karena aku tidak tahu apakah ini adalah akhirnya, apa kau dan aku tidak akan pernah saling bicara lagi.
(hal. 5)

Hubungan Lara Jean dengan Peter semakin erat. Awalnya mereka hanya bersandiwara, tapi tanpa disangka oleh keduanya mereka ternyata semakin saling menyukai satu sama lain. Dan sekarang ketika mereka benar-benar telah resmi berpacaran, ada saja orang yang mencari gara-gara.

Di bagian teratas timeline Anonybitch, ada video seorang cowok dan seorang cewek sedang berciuman di pemandian air panas. Anonybitch sangat terkenal dengan video-video pemandian air panasnya. (hal. 51)

Di media sosial tersebar video ketika Lara Jean dan Peter sedang berduaan di pemandian air panas saat liburan sekolah, membuat Lara Jean tampak seperti cewek nakal murahan lainnya.

Cewek itu aku. Aku dan Peter, di pemandian air panas waktu karyawisata sekolah ke tempat ski. (hal. 52)

Lara Jean mengira bahwa Genevieve, mantan pacar Peter, lah yang menyebarkan video tersebut. Bagaimana pun juga Gen masih berusaha mendapatkan Peter kembali. Dan Peter sepertinya tidak bisa melepaskan Gen begitu saja, sepertinya ada suatu hal yang membuat Peter selalu ada untuk Gen.

Walaupun begitu Peter menunjukkan bahwa ia sangat menyukai Lara Jean, dan ia adalah cewek nomor satu bagi Peter.

[Jangan menangis, Lara Jean. Kumohon jangan menangis. Aku janji aku akan mengurus semuanya. Aku akan menemukan siapa pun yang mengelola Anonybitch untuk menghapus video itu.] (hal. 60)

Lara Jean juga sangat menyukai Peter, ia bahkan tidak mengira bahwa ia benar-benar menyukai Peter, dan ia tidak mau kehilangan Peter, apalagi karena Gen. Dan saat hubungan keduanya menjadi semakin dekat dan manis, tiba-tiba saja Lara Jean mendapatkan sebuah surat. Dulu ia menulis surat untuk cowok-cowok yang ia sukai, dan surat tersebut ia simpan di sebuah kotak, namun entah bagaimana surat tersebut terkirim ke cowok-cowok tersebut. Dan sekarang Lara Jean mendapatkan balasan dari salah satu surat tersebut dari John Ambrose McClaren.

Kurasa yang membuatku penasaran adalah kenapa, setelah sekian lama, kau memutuskan untuk mengirim surat itu padaku. Jadi kalau kau mau meneleponku, atau mengirim E-mail, atau menulis surat padaku, silakan saja.
Salam, John
(hal. 169)

Lara Jean tak menyangkan akan mendapatkan surat balasan yang menyenangkan, terlebih saat hubungannya dengan Peter juga menjadi semakin dekat.

Aku yakin John tdak mengingatnya seperti itu. Aku ragu dia ingat sedikit pun. Menerima surat ini darinya, setelah sekian lama, rasanya seolah John bangkit dari kematian. (hal. 169)

DSC_0103-ed

Alasan utama mengapa saya tidak langsung melanjutkan membaca buku ini segera setelah saya menyelesaikan buku pertamanya adalah, saya punya sedikit keyakinan bahwa cerita di buku ini juga nggak akan kalah menyenangkannya seperti buku sebelumnya, dan saya yakin kalau buku ini pun juga pasti akan membuat saya jatuh hati seperti saya jatuh hati pada buku sebelumnya, setelah buku ini sebenarnya akan ada buku lanjutan lagi dan sampai sekarang masih proses penerjemahan dan saya nggak tahu sampai kapan saya harus menunggu untuk bisa membaca buku ketiga tersebut. Berhubung versi aslinya lumayan menguras kantong, jadi saya rasa saya akan bersabar menunggu versi terjemahan aja. Nah, seumpama saya langsung meneruskan membaca buku ini begitu saya selesai membaca buku sebelumnya, bisa-bisa saya dibikin nggak sabar banget akibat harus menanti buku ketiganya, jadi saya sedikit menunda membaca buku ini berharap buku ketiganya terbit nggak terlalu lama setelah saya menyelesaikan buku ini. Aamiin.

Rasanya kehidupan Lara Jean nggak bisa lepas dari keterlibatan dua orang cowok. Kalau di buku sebelumnya cowok-cowok yang terlibat dalam cerita Lara Jean adalah Peter dan Josh, di buku kedua ini cowok yang terlibat adalah Peter dan John Ambrose McClaren. John sebenarnya juga merupakan teman Peter saat masih SMP, dan berbeda dengan Peter yang menampakkan imej sebagai cowok keren dan sedikit tengil, John merupakan cowok dengan karakter yang memiliki jiwa kepemimpinan dan senang berorganisasi. Berbeda dengan Peter yang narsis dan sangat menyukai popularitasnya, menurut saya John memiliki karakter yang sedikit pemalu dan kurang percaya diri. Kurang PD di sini artinya John kurang memercayai dirinya sendiri bahwa ia sebenarnya merupakan cowok yang tampan dan di luar sana ada beberapa cewek yang menyukainya.

Asal tahu saja, satu-satunya alasan cewek-cewek memperhatikanku adalah karena aku sahabat Peter. Itulah kenapa Sabrina Fox mengajakku untuk jadi teman kencannya ke acara dansa kelas 8! Dia bahkan berusaha duduk di samping Peter di restoran Red Lobster sebelum kami pergi ke sana. (hal. 188)

Menurut saya, karakter John ini unik, ia memiliki jiwa berorganisasi yang cukup kuat sehingga mampu mengantarkannya menjadi perwakilan PBB atau semacamnya tapi ia nggak percaya bahwa Lara Jean menyukainya.

Oke, di buku ini menurut saya Lara Jean sudah berkembang menjadi cewek yang sedikit berbeda dari buku sebelumnya. Kalau di buku sebelumnya tidak dijelaskan secara terperinci mengenai kehidupan pergaulannya, jadi saya cenderung menilai Lara Jean sebagai gadis yang cenderung introvert dan tidak terlalu senang bersosialisasi, di buku ini Lara Jean benar-benar berkembang menjadi gadis yang siap menghadapi dunia.

“Kelas membuat scrapbook.” Aku berimprovisasi. “Mereka punya banyak sekali foto, benda kenang-kenangan, dan berbagai benda koleksi. Kurasa ide yang bagus untuk mengumpulkan semuanya dalam satu buku supaya tidak ada yang hilang.” Tiba-tiba otakku melaju kencang. “Dan mungkin kami bisa mengadakan pameran kecil untuk memamerkan semua scrapbook. Orang bisa melihat-lihat semua buku itu dan mengetahui kisah kehidupan mereka. Aku bisa membuat kue bantal keju, lalu ada anggur putih...” (hal. 80)

Menurut saya, sih, tampaknya seperti itu. Saya rasa, Peter dan keluarganya ikut berperan penting terhadap perkembangan Lara Jean yang baik tersebut. Di sini saya melihat Lara Jean sebagai gadis yang mulai mencari pengalaman untuk perkembangan karirnya, menjadi gadis yang lebih pemberani, pokoknya di buku ini karakter Lara Jean terlihat sebagai gadis yang kuat. Dan, saya suka itu.

Dan saya rasa perubahan yang ada pada Lara Jean nggak lepas dari keterlibatan Peter Kavinsky. Ya ampun, di buku pertama Peter udah bikin saya gemes banget, dan di buku ini rasanya Peter jadi semakin menggemaskan!

Aku bergerak untuk memukul kepala Peter, tapi dia meraih pinggangku, kemudaian menarik dan memelukku. Dia membenamkan kepalanya di perutku seperti anak kecil. Suaranya tidak jelas saat mengatakan, “Maaf, semua ini terjadi karena aku.” (hal. 92)

Yang bikin ia menggemaskan menurut saya karena sisi romantisnya yang selalu ia tunjukkan saat berkomunikasi dengan Lara Jean. Dan melalui Peter yang ada di buku ini saya jadi seperti diperkenalkan dengan berbagai macam atau berbagai bentuk dari sifat romantis. Dan mungkin karena ia merupakan cowok yang humoris, makanya saya gemes banget sama Peter yang ada di buku ini. Di buku ini Peter seakan benar-benar jatuh hati sama Lara Jean, ia mengalami banyak gangguan tentunya, tapi saya seneng banget deh waktu membaca bahwa Peter memang memperlakukan Lara Jean seperti cewek nomer satunya.

“Katakan apa permohonanmu,” desak Peter. “Mintalah apa saja, dan aku akan mengabulkannya untukmu, Lara Jean. Kau hanya harusmemintanya.” (hal. 340)

Konflik utama dalam buku ini dan merupakan penyebab Lara Jean memiliki sedikit perasaan tidak aman mengenai hubungannya dengan Peter adalah Genevieve, mantan pacar Peter. Gen digambarkan sebagai cewek populer yang cantik yang selalu berusaha mendapatkan apa yang ia inginkan. Ketika Peter dan Lara Jean mulai terlihat bersama-sama, Gen dengan jelas berusaha mendapatkan Peter kembali dengan banyak cara termasuk membuat dirinya seolah-olah berada dalam masalah yang serius, dan orang yang paling mengerti hanya Peter. Dan anehnya, Peter pun selalu mengiyakan Gen ketika Gen memintanya untuk datang. Di buku ini Gen benar-benar digambarkan sebagai cewek yang nyebelin banget! Sebenarnya kalau dipiki-pikir, Lara Jean terlalu sering memikirkan Gen, ia terlalu mencemaskan Gen, ia terlalu takut kalau Peter akan kembali kepada Gen, sehingga menurut saya Lara Jean lebih fokus kepada Gen daripada ke hubungannya dengan Peter sendiri.

Tapi di buku ini nggak hanya menceritakan tentang kisah cinta Lara Jean dan Peter, ya, ada hal menarik lainnya juga dalam hidup Lara Jean. Seperti kehidupannya dengan ayah dan adiknya yang rasanya semakin mengerti satu sama lain. Hubungan kekeluargaan yang ada di buku ini lumayan membuat saya sedikit cemburu, yah, karena akhirnya Kitty, adik Lara Jean, yang akhirnya lebih bisa diajak bekerja sama dengan Lara Jean. Overall, buku ini memang romantis dan manis banget.

Peter menjawab dengan sengit, “Memangnya kenapa kalau kita melakukannya lagi? Kalau kita terlalu berhati-hati, hubungan kita tidak akan beerarti apa-apa. Ayo kita pacaran sungguhan, Lara Jean. Ayo kita curahkan segalanya. Tidak ada lagi kontrak. Tidak ada lagi jaring pengaman. Kau boleh menyakiti hatiku. Lakukan apa saja yang kau mau dengan hatiku.” (hal. 349)

Seharusnya saya memberi nilai lebih tinggi untuk buku ini daripada nilai untuk buku sebelumnya, because I totally fall so hard for Peter Kavinsky. I’m definitely on Team Peter now, definitely. Dan lagi-lagi saya nggak menemukan kata-kata yang menurut saya nggak pas, jadi menurut saya terjemahannya baik, editorialnya juga baik banget, saya nggak menemukan adanya kesalahan tik atau apapun, ya. Dan yang saya senangi lagi, akhirnya penerbit menyusun buku dengan baik karena saya lihat ada perubahan yang lebih baik mengenai tulisan di buku dengan batas atas, bawah, dan samping, terlihat lebih rapi dan sesuai menurut saya.

Lalu kemudian aku berada dalam dekapannya. Kami berpelukan dan berciuman, dan kami berdua gemetar, karena kami berdua tahu—malam ini adalah saat hubungan kami jadi nyata. (hal. 350)

1 comment: