Monday 11 May 2015

Rendezvous-Herika Angie

clip_image002[4]Rendezvous by Herika Angie

Mulai membaca: 05 Mei 2015

Selesai membaca: 09 Mei 2015

 

Judul: Rendezvous

Penulis: Herika Angie

Penerbit: Kosa

Tahun terbit: April 2015

Tebal: 238 halaman

ISBN: 9786027122017

Format: Paperback

Harga: Rp 50.000 (bukupedia.com)

 

Rating: 2/5

 

 

 

 

Bumi akhirnya berhasil menjadi penyanyi terkenal. Ia sukses menggelar konser di mana-mana termasuk di luar negeri. Albumnya selalu laris dan rajin mendapat penghargaan bergengsi. Penggemarnya selalu meneriakkan namanya. Padahal sebelum sesukses ini ia hanyalah anak seorang pedagang susu yang masuk SMA berkelas karena beasiswa. Dulu ia selalu dicemooh tapi sekarang gadis-gadis mengantri untuk mendapatkan hatinya. Hanya saja, dari sekian banyak gadis-gadis bahkan yang tercantik sekalipun tidak ada yang bisa merebut hatinya, bahkan menarik perhatian Bumi untuk sedetik pun tidak bisa. Tidak ada yang bisa kecuali satu gadis. Gadis yang tiba-tiba pergi ke Australia tanpa berpamitan pada Bumi, gadis bernama Senja yang tiba-tiba menghilang ketika mereka berdua tengah berbahagia sebagai pasangan kekasih.

 

DSC_0006

Oke, sebelumnya, mengenai foto di atas, mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa ada kamera jadul yang diikutin di foto. Well, menurut saya ‘Rendezvous’ artinya kenangan, dan cara terbaik untuk menyimpan kenangan adalah membekukannya melalui sebuah alat bernama kamera. Dan kamera lama itu udah menangkap banyak momen yang patut saya kenang selamanya. Btw, melihat cover bukunya saya jadi teringat dengan film yang dibintangi oleh Afgan sama Maudy Ayunda, walaupun saya belum pernah baca bukunya atau nonton filmnya, sih.

Saya jadi seperti kembali ke jaman SMP ketika membaca buku ini, ceritanya mengingatkan saya dengan buku-buku teenlit yang ditulis oleh penulis Indonesia. Cerita cinta anak SMA yang baru mengenal rasanya jatuh cinta dan pacaran untuk pertama kali, lalu terpisah karena suatu hal yang nggak bisa dijelaskan, yang ditinggalkan merasa kehilangan dan susah untuk melupakan yang pergi tanpa pamit, lalu tiba-tiba ia muncul kembali dengan keadaan masih mencintai tapi ternyata situasinya riweuh dan kalau dipaksa untuk disatukan lagi akan berbeda, kira-kira seperti itu sih garis besar ceritanya. Kangen juga rasanya membaca novel anak SMA yang ceritanya kebanyakan tentang indahnya jatuh cinta dan sedikit lebay-lebay dramatis gitu.

Sebenarnya saya agak sedikit geregetan dengan kedua tokoh utama ini, dan ehem saya jadi terpaksa kasih spoiler supaya pembaca resensi ini paham kenapa saya bisa jadi geregetan. Jadi gini, diceritain bahwa Senja tiba-tiba pergi dan bikin Bumi sakit hati, nah pasti bisa nebak dong kalau ada cewek yang tiba-tiba pergi tanpa pamitan ke pacarnya pastilah dia akan berobat, kalau dia hendak berobat berarti dia sedang sakit, untuk menambah suasana sedih kita kasih aja anggapan bahwa Senja ini sakitnya parah banget. Tapi di buku, Senja akhirnya balik dengan kondisi bahwa ia udah benar-benar sembuh, tapi Senja tetap nggak mau buat pacaran lagi sama Bumi, karena walaupun ia udah sembuh dari sakitnya ia tetap jadi orang yang berbeda. Sekarang sakit macam apa sih yang bisa disembuhkan tetapi mengubah seseorang secara signifikan? Kalau bukan kanker payudara yang mengharuskan penderita melakukan operasi pengangkatan payudara, pasti kanker rahim yang mengharuskan penderita melakukan operasi pengangkatan rahim, atau juga leukimia yang membuat penderita melakukan pencangkokan sumsum. Karena Senja bersikeras nggak mau kembali pada Bumi, kita ambil kemungkinan kedua, Senja kena kanker rahim. Tapi udah sembuh. Karena rahimnya diangkat. Tapi Bumi menerima kembali. Lantas? Apa, sih, yang membuat Senja berpikir berulang kali untuk kembali sama Bumi? Kalau Bumi udah menerima dengan keadaannya yang sekarang, ya sudah, gitu loh. Hahaha, jadinya buku ini pasti nggak sampai 100 halaman dong ya, kalau begitu.

Mungkin ini buku pertama dari si penulis yang dipublikasikan, saya belum pernah membaca satu pun karyanya sebelum ini, dan sejujurnya saya masih sangat asing dengan penulis, tapi mengingat usianya yang masih tergolong sangat muda—yang bisa menjelaskan kenapa unsur cintanya benar-benar sangat mendramatisasi—penulis ini perlu banget diacungi jempol. Saya jadi mengerti juga sih, macam-macam genre novel seperti apa yang dihasilkan oleh penulis Indonesia, terutama penulis yang baru saja menelurkan bukunya. Walaupun cerita cintanya tergolong sangat lebay—bagi saya—saya suka dengan cerita mengenai Bumi dan keluarganya, sukses bikin saya mewek, sih. Dan walaupun tergolong sebagai penulis baru, saya menyukai pemilihan kata yang digunakan oleh penulis. Ada beberapa kalimat yang kata-katanya menurut saya kece banget. Dan juga puitis, walaupun selebihnya lebih terkesan seperti mengulur-ulur.

Senja akan selalu ada setiap kali matahari akan terbenam. Dan seperti hari kemarin, bumi akan berputar menunggu senja kembali.

Selain penulis yang masih asing di pikiran saya, saya juga masih belum kenal baik dengan penerbitnya. Apakah ini penerbit baru? Apakah ini penerbit independent? Atau bagaimana? Saya jarang memberikan komentar, paling-paling saya komentar masalah typo aja, sih. Nah, di buku ini ada banyak banget typo. Dan nggak hanya typo yang sekadar huruf dalam suatu kata susunannya terbalik atau kelebihan atau kekurangan satu huruf yang ada dalam suatu kata, ada kalimat yang malah ada suatu kata yang hilang, atau malah kelebihan. Dan itu banyak banget. Saya jadi heran, kalau memang si penulis yang melakukan kesalahan tersebut kenapa tidak diperbaiki oleh editor buku ini? Saya jadi meragukan kemampuan editor di penerbit ini dalam menyunting naskah buku ini, gara-gara banyaknya kesalahan penulisan yang ada di buku. Apa mungkin karena penerbit ini adalah penerbit baru?

Saya sangat berharap bahwa penulis dapat menghasilkan lebih banyak lagi buku dengan cerita yang lebih beragam, karena saya pun ingin mengenal lebih dalam lagi cerita macam apa sih yang biasanya diproduksi oleh penulis Indonesia.

No comments:

Post a Comment