Sunday 3 May 2015

Angels & Demons-Dan Brown

angels&demonsMalaikat dan Iblis oleh Dan Brown

 

Date I started: 05 April 2015

Date I finished: 29 April 2015

 

Judul: Malaikat dan Iblis

Judul asli: Angels & Demons

Pengarang: Dan Brown

Penerbit: Serambi

Tahun terbit: Februari 2005

Tebal: 656 halaman

ISBN: 9789790241534

Format: Paperback

Harga: 88.900 (www.facebook.com/little.book.5)

Rating: 5/5

 

 

 

 

 

Cover Malaikat & Iblis (sumber: here)

Ketika sedang asyik bersantai di rumahnya, Robert Langdon menerima kejutan dari mesin faksnya yang tiba-tiba mengirimkan sebuah gambar mengerikan. Kertas tersebut memuat gambar seseorang yang terbaring dengan bertelanjang dada. Hal yang membuat Robert ngeri bukanlah orang yang ada di gambar yang nampak telah tak bernyawa, melainkan luka bakar yang sangat mengerikan yang memenuhi dadanya, luka bakar yang diakibatkan oleh cap api, cap yang bertuliskan ‘Illuminati’ dalam bentuk ambigram. Sebagai seorang professor dan simbologi ternama, Robert tentu tidak asing dengan ‘Illuminati’ yang merupakan sebuah organisasi kuno yang dianggap sebagai musuh utama Katolik. Cap yang ada di dada mayat tersebut seakan-akan memberitahu dunia bahwa kelompok tersebut belum habis dan akan segera menebar teror pada siapapun. Seakan-akan membunuh belum cukup untuk mengancam semua orang, kelompok itu juga mencuri sesuatu dari korbannya, yaitu sebuah tabung yang berisi semacam partikel lawan dari materi, sebuah antimateri. Antimateri diklaim sebagai suatu partikel lawan dari materi yang mempunyai kekuatan sangat hebat, setetes antimateri dapat menghidupkan listrik suatu kota kecil selama seminggu. Tetapi antimateri sangat tidak stabil, hanya dengan setetes jika bersentuhan dengan materi seperti udara sekalipun, antimateri tersebut akan meledak, dan kekuatan ledakannya sanggup menghancurkan sesuatu dalam radius berkilo-kilometer. Dan antimateri itu telah berada di genggaman kelompok yang dianggap telah mati bertahun-tahun dahulu, dan mereka menggunakannya untuk menghancurkan musuh utama mereka, Gereja Vatikan.

image

Ini yang kedua kalinya saya membaca buku ini. Dan kesan yang ditinggalkan setelah membacanya juga tetap sama. Saya tetap terkagum-kagum dengan kecemerlangan Robert Langdon, saya tetep ngebet banget buat pergi melihat-lihat yang namanya Vatikan terutama Basilika Santo Petrus, masih terheran-heran dengan yang namanya antimateri, masih bertanya-tanya banget dengan kelompok Illuminati, dan masih terkagum-kagum dengan hasil riset yang dilakukan oleh penulis demi mempersembahkan sebuah cerita yang akan memikat pembacanya.

Mungkin saya juga akan memberikan ulasan mengenai filmnya yang ditayangkan pada tahun 2010, mungkin, saya lupa. Tapi mungkin ulasan untuk film lebih ke membandingkan dengan versi buku sih.

Nah, walaupun setiap situasi dan kejadian yang ada di buku telah digambarkan dengan sangat rinci dan jelas, saya rasa filmnya membantu banget buat memberikan efek ngeri yang bikin penontonnya merinding. Seperti ketika ada korban yang dadanya di cap dengan tulisan ambigram, yang digambarkan di buku adalah bahwa hal tersebut sangat mengerikan dan amat sangat membuat Professor Robert Langdon merinding, dan sejujurnya saya sih nggak bisa membayangkan semengerikan apa sih luka bakar itu, nah dengan melihat visualisasinya di film ini pembaca bisa lebih merasakan apa yang dirasakan oleh Prof. Langdon. Ledakan antimateri yang ditampilkan di film cukup dahsyat, sih, karena penulis sudah memberikan catatan bahwa antimateri itu nyata dan memang ada di CERN, harusnya penonton juga ngerti bahayanya antimateri kalau tidak digunakan dengan berhati-hati dan penuh perhitungan. Dan saya pingin banget ke Roma, ke Vatikan terutama, saya ingin melihat situs-situs yang ditampilkan di film, setiap karya seni yang digunakan sebagai petunjuk menuju markas Illuminati.

Kalau berdasarkan kesesuaian dengan isi bukunya, sebenarnya sama seperti kebanyakan film yang diangkat dari buku, yah, pastilah sutradara itu nggak bisa bener-bener nyamain dengan isi buku, nggak mungkin juga semua isi buku diangkat ke layar lebar, yang ada pasti durasi filmnya jadi terlalu lama. Semuanya sih hasil kecerdikan sutradara untuk memilih adegan mana saja yang ada di buku yang tidak perlu dijadikan bagian film. Hanya saja saya sangat menyayangkan karena ada banyak banget cerita-cerita penting yang ternyata nggak diangkat ke film, saya jadi bertanya-tanya mungkin aja si sutradara lupa dengan adegan penting itu. Sutradara bahkan lupa nggak menampilkan alasan sesungguhnya kenapa Camerlengo membunuh Paus di film, padahal ada penjelasan yang sangat emosional di baliknya.

Oke, sekarang saya mau bahas bukunya. Sama dengan buku-buku karangan Dan Brown sebelumnya, kalau tokoh utamanya adalah Robert Langdon pastilah melibatkan teka-teki yang hubungannya dengan simbol dan karya seni. Saya jadi bertanya-tanya juga nih, sebenarnya kalau petunjuk mengenai markas Illuminati begitu tersembunyi dan nggak diketahui oleh siapapun kecuali oleh orang-orang yang memang diundang, gimana caranya sih si penulis ini menemukan petunjuk itu, apakah beneran memang awalnya dari buku yang ditulis oleh Galileo? Dan apakah penulis pernah mengakses langsung arsip Vatikan?  Karena nggak mungkin, kan, menyajikan cerita senyata ini hanya dengan mengandalkan Google atau Wikipedia, harus ada pengamatan langsung. Apalagi mengangkat riset nuklir yang serba canggih dan membahas-bahas lokasi CERN, gambaran mengenai lokasi CERN menurut saya sangat asyik, lagi-lagi saya jadi bertanya-tanya apakah penulis juga mengunjungi markas CERN yang keren itu.

Ide untuk memunculkan kelompok pencerah yang rahasia dan memberikan informasi-informasi tentang Vatikan yang disembunyikan oleh pihak berwenang saya rasa sangat kontroversial, deh (atau apalah itu bahasanya) tapi terutama informasi-informasi tentang Vatikan itu, sih, kontroversial sekaligus menakjubkan. Di samping mendapatkan cerita yang menarik dan menegangkan, saya pun mendapatkan informasi-informasi baru yang mengagumkan, entah itu tentang karya seni milik Bernini, situs-situs bersejarahnya yang penuh rahasia, dan masih banyak lagi. Menurut saya sih, semuanya brilian, baik fakta-faktanya maupun ide yang dihadirkan oleh penulis.

Habakkuk_and_the_Angel_by_BerniniHabakkuk and The Angel (sumber: here)

Saya rasa sudah bukan hal baru, ya, bahwa Gereja Vatikan selalu bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena menemukan fakta mengenai bumi yang bulat saja, yang ternyata merupakan pengetahuan yang bertentangan dengan apa yang diyakini oleh Gereja Vatikan, Galileo terpaksa harus ditahan. Selama ini mungkin gereja hanya menjelaskan bahwa tata surya terbentuk begitu saja, bahwa Tuhan menciptakannya atas kehendak-Nya dan seperti magic dan begitu saja, sementara ilmu pengetahuan menjelaskan bahwa ada suatu peristiwa yang menjadi awal mula terbentuknya tata surya dan isinya. Nah, ilmu pengetahuan yang menjelaskan bahwa semua peristiwa itu bermula dari peristiwa lainnya kesannya jadi semua peristiwa itu bisa dijelaskan dan ada sebabnya dan bukan karena andil dari Tuhan. Btw, itu cuma pendapatku  aja, sih. Menurut saya, ilmu pengetahuan dan ilmu ketuhanan diciptakan sebagai sebuah pasangan. Ilmu pengetahuan bisa menjelaskan semua yang terjadi dalam tata surya ini, latar belakangnya, prosesnya, hasilnya seperti apa, dan sebagainya, dan itu semua terjadi atas kehendak Tuhan, semuanya terjadi karena Tuhan-lah yang mengaturnya.

 “...Dalam pertemuan pribadi itu, Leonardo mengatakan kepadamu, dan juga kepada Paus, bahwa dia telah membuat penemuan ilmiah yang membawa dampak besar terhadap agama.Dia telah membuktikan bahwa Kitab Kejadian bisa diterangkan secara fisika, dan sumber energi yang hebat itu—yang oleh Vetra disebut Tuhan—dapat meniru saat Penciptaan.”

Sunyi

“Paus terpaku,” Kohler melanjutkan. “Yang mulia Paus berpendapat bahwa penemuan itu mungkin akan dapat menjembatani jurang antara ilmu pengetahuan dan agama. Seumur hidupnya Paus sudah mengidam-idamkan hal itu terwujud...” (hal. 611-612)

Ringkasnya, buku ini emang brilian sih. Saya suka dengan ide penulis yang melibatkan pihak pers, karena menurut saya sekeras apapun usaha kita untuk menutupi sebuah rahasia, kalau kamu adalah orang penting atau santapan lezat untuk media, ya pasti ketahuan oleh pers. Geram juga ketika membaca mengenai pers yang resek seperti yang ada di buku ini. Saya juga senang dengan kecerdikan penulis dalam mempermainkan pikiran pembaca mengenai tokoh-tokohnya, saya suka dengan cara penulis menjabarkan seorang tokoh yang seperti serigala berbulu domba, di akhir cerita dialah penjahatnya, tapi sebelum kita sampai pada kesimpulan itu penulis menceritakan betapa baiknya dia, betapa taatnya dia, dan betapa ia layak untuk dicintai.

Beberapa penjaga menganggap Camerlengo sebagai beato—seorang religius fanatik yang cintanya kepada Tuhan merupakan obsesinya—tapi mereka semua sepakat... ketika berhadapan dengan musuh-musuh Tuhan, Camerlengo adalah orang yang akan bersikap tegas dan keras. (hal. 427)

Masalah keyakinan memang urusan setiap individu, sih. Tapi menurut saya, sepintar apapun orang, sehebat apapun ia dalam mengungkapkan rahasia alam semesta, ia harus ingat bahwa semuanya ada yang mengatur. Semuanya kehendak Tuhan.

No comments:

Post a Comment