Tuesday 5 August 2014

Rahasia Meede-E.S. Ito

Selama lebih dari 300 tahun Indonesia dijajah oleh Belanda demi kepentingan ekonomi dan politik Belanda. Dengan kekayaan rempah-rempahnya yang seerasa tiada habisnya, wilayah Indonesia perlahan-lahan, satu persatu mulai dikuasai oleh Belanda. Belanda memaksa orang-orang pribumi untuk menanam rempah-rempah yang dikehendaki oleh Belanda, Belanda mulai mendirikan serikat dagang VOC untuk mengatur perdagangan rempah-rempah. VOC menetapkan berbagai peraturan yang sangat menguntungkan pihak Belanda tetapi malah mencekik leher orang-orang Indonesia.

Selama lebih dari 300 tahun menetap dan menguasai Indonesia, Belanda pun juga meninggalkan jejak-jejak yang menandakan bahwa pihak mereka pernah menguasai wilayah strategis yang terletak pada jalur perdagangan dunia dan kaya akan rempah-rempah itu. Bangunan rahasia, uang hingga emas murni yang ditinggalkan oleh pihak Belanda di Indonesia tersimpan di suatu tempat yang tidak diketahui oleh semua orang. Dikabarkan oleh banyak pihak bahwa Belanda menyembunyikan sebagian harta mereka di suatu tempat di Indonesia. Hal-hal itu lah yang membuat beberapa orang baik dari Belanda maupun pribumi sendiri untuk terus menggali peninggalan Belanda.

Diantaranya adalah tiga peneliti muda dari Belanda yang meneliti bangunan-bangunan tersembunyi yang dibangun oleh Belanda. Demi mendapatkan pengakuan sebagai peneliti muda yang telah berhasil menemukan bangunan bersejarah, ketiga peneliti tersebut rela menghabiskan dua bulan waktunya berkeliling Jakarta. Lalu ada Catherine Zwinckel yang datang ke Indonesia untuk menyelesaikan tesis mengenai sejarah ekonomi kolonial Belanda-Indonesia. Lalu pemuda yang telah dicari-cari oleh berbagai pihak, mantan wartawan media Indonesiaraya, Kalek yang diduga terlibat dalam beberapa penculikan dan aksi anarkis. Lalu ditambah lagi dengan pembunuhan beberapa tokoh yang sepertinya berhubungan dengan ekspedisi pencarian harta terpendam itu.

sumber gambar: http://agnigiani.blogspot.com/2011/03/review-rahasia-meede.html

Dibuka dengan percakapan tokoh bersejarah yang dimiliki oleh Republik Indonesia, Bung Hatta dan Pak Sumitro, novel ini memberikan banyak sekali cerita-cerita yang kental akan sejarah penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Ada banyak sekali cerita-cerita mengenai sejarah yang menarik. Tidak hanya itu, buku ini juga menyajikan banyak kisah epik dan heroik. Intinya sih, kalo menurut saya, buku ini menceritakan tentang pencarian peninggalan terpendam bangsa Belanda. Sebenernya secara keseluruhan saya suka dengan ceritanya, saya suka tentang cerita sejarah sih, tapi buku ini punya banyak hal-hal yang saya rasa menjadikan buku ini sedikit ‘flop’.

Dari tokohnya sendiri, kalo menurut saya tokoh yang dilibatkan dalam buku ini terlalu banyak. Dan tokoh-tokoh yang digunakan dalam buku ini rasanya punya andil yang cukup besar dalam menjalankan inti ceritanya, dan parahnya lagi setiap tokoh yang digambarkan punya konflik masing-masingdan pada rasanya rebutan pingin dapat lampu sorot. Sampai tengah-tengah, bahkan hampir akhir cerita saya nggak ngerti tokoh kunci dalam buku ini. Oke, walaupun ujung-ujungnya tokoh yang banyak itu akhirnya jadi saling berkaitan dengan tokoh lainnya, tetep aja banyaknya deskripsi dan cerita dari tiap-tiap tokoh bikin saya bingung. Tiap bab rajin banget gati tokoh yang diceritakan, jadinya saya harus pusing-pusing lagi buat berpikir sebenarnya tokoh ini tujuannya apa, kok bisa berkaitan sama tokoh yang lain, dan lainnya. Cerita mengenai latar belakang tiap tokoh juga rasanya nggak seimbang banget. Ada beberapa tokoh, yang menurut saya meerupakan tokoh yang penting banget, tapi cerita latar belakang mengenai tokoh tersebut sangat kurang.

Saya suka sama cerita yang punya kaitan dengan sejarah kolonial yang ada di Indonesia ini, dan sejujurnya ada banyak informasi-informasi menarik yang belum saya ketahui mengenai masa penjajahan di Indonesia. Saya kagum juga sama penulis yang menggunakan informasi-informasi menarik—yang sepertinya fakta—trus dikaitkan dengan tokoh rekaannya. Well, sejujurnya saya sempat berpikir apakah informasi mengenai VOC dan tokoh-tokoh Belanda itu beneran atau cuma rekaan aja. Kalo pembacanya males googling—macam saya—mungkin ia akan berterima kasih sekali kalau di buku ini ditambahkan keterangan yang menyatakan bahwa info mengenai hal A adalah fakta, trus sumbernya, fotonya kalau ada, dan sebagainya.

Saya juga ngucapin terima kasih yang banyak banget untuk penulis karena sudah menyisipkan banyak sekali kalimat berbahasa Belanda plus artinya dalam Bahasa Indonesia, jadinya lumayan lah buat saya belajar dikit-dikit bahasa asing, apalagi yang umpatan-umpatan itu. Hahaha. Secara keseluruhan ceritanya menarik, penutupannya pun juga lumayan seru. Walaupun saya sempat mengira bahwa pengarang melakukan semacam kampanye terhadap salah satu capres karena memasukkan tokoh yang berkaitan sama salah satu capres itu. Hahaha.

No comments:

Post a Comment