Friday 13 June 2014

To Kill A Mockingbird-Harper Lee

Jean Louis ‘Scout’ Finch adalah gadis kecil berusia delapan tahun yang tinggal di kota kecil di negara bagian Alabama, Maycomb County. Scout tinggal bersama ayahnya, seorang pengacara handal yang dimiliki kota, Atticus Finch,dan kakaknya yang usianya tidak terpaut terlalu jauh, Jeremy ‘Jem’ Finch. Ibu mereka sudah lama meninggal, dan mereka mempekerjakan seorang wanita Negro bernama Calpurnia.

Scout baru memasuki pendidikan Sekolah Dasar, dan baginya tak ada lagi kesulitan dalam hidupnya kecuali mengajak Boo Radley, tetangga misterius mereka, keluar dari rumahnya. Atau menghadapi Calpurnia yang cerewet dan selalu menyuruhnya dan kakaknya untuk bertingkah baik. Atau mungkin mendengarkan ocehan-ocehan wanita tua yang menjadi tetangga mereka.

Scout masih terlalu muda untuk mengerti tentang diskriminasi, untuk mengerti bahwa masyarakat di sekitarnya masih memandang bahwa orang kulit putih lebih istimewa daripada orang negro. Yang ayahnya ajarkan padanya adalah bahwa semua orang adalah sama, dan tidak ada yang boleh memperlakukan seseorang—dari kalangan manapun—secara semena-mena. Scout masih tidak mengerti betapa buruknya berteman dengan seorang negro.

Ayahnya memutuskan untuk menjadi pembela seorang negro, dan ayahnya sama sekali tak keberatan, begitu pula dengan kakaknya. Hingga suatu hari, orang-orang mulai mencemooh Scout karena ayahnya membela seorang negro, Scout tidak mengerti di mana letak kesalahannya. Apakah salah jika ayahnya membela seorang negro? Mengapa mereka sangat membenci ayahnya yang memutuskan untuk membela seorang negro? Yang Scout tahu adalah ketika orang-orang mengatakan bahwa ayahnya adalah pecinta negro, mereka seakan-akan mengatakan bahwa ayahnya adalah sampah.

Akhirnya saya membaca buku ini. Jadi sebenarnya sudah lama penasaran karena buku ini selalu masuk dalam daftar buku yang harus dibaca, ada banyak orang loh yang bikin daftar ‘buku yang harus dibaca’, dan buku ini selalu masuk ke dalam daftar itu. Dari dulu emang pengen banget baca, udah sering juga liat buku ini di rak toko buku manapun, tapi entah kenapa selalu mikir ‘nanti aja deh belinya’. Lalu tiba-tiba saya gak pernah liat ini buku di toko buku manapun. Tapi suatu hari saya liat buku ini lagi dan nggak pake pikir panjang langsung beli buku ini.

Jadi hal pertama yang bikin saya penasaran sama buku ini adalah mengenai daftar buku yang harus dibaca itu. Penasaran banget kenapa buku ini selalu masuk ke daftar. Lalu saya baca sinopsis yang ada di sampul belakang. Oh, jadi ceritanya tentang seorang pengacara yang memutuskan untuk membela seorang negro. Kalo dilihat dari tahun buku ini pertama kali terbit, pastilah di lingkungan pengacara tersebut, masyarakatnya masih memandang rendah kaum-kaum negro—ha, kayak sekarang sudah nggak aja. Wah, serius dong berarti topiknya buku ini. Eh lho, tapi kok sudut pandangnya dari gadis cilik umur delapan tahun? Wah, kayaknya baru ini deh saya baca topik seserius diskriminasi ras dari sudut pandang seorang gadis cilik yang masih lugu.

Scout Finch digambarkan sebagai gadis cilik yang cukup cerdas, ia sudah bisa membaca jauh sebelum ia masuk sekolah dasar. Ayahnya selalu rutin menyuruhnya membacakan koran untuknya, Calpurnia sang pengurus rumah pun juga punya andil dalam mengajarinya membaca dan menulis. Tak heran, sejak kecil Scout mengerti banyak masalah yang terjadi di sekitarnya. Scout pun tahu masalahnya ya hanya sekadar tahu saja, dan bukan memahami secara dalam banget. Atticus, sebagai ayahnya pun juga sering mengajarkan Scout banyak hal, tapi sepertinya hanya agar Scout lebih peka, lebih peduli, dan lebih banyak tahu mengenai keadaan di sekitarnya.

DSC_0503

Oke, jadi mengenai buku dengan topik serius tapi diceritakan berdasarkan sudut pandang gadis cilik ini, menurut saya menarik sekali mengangkat tema yang seserius diskriminasi berdasarkan mata seorang gadis kecil. Anak kecil kan cenderung melihat apapun sebagai hal serius, masalah sepele seperti kehabisan pensil warna pun sepertinya jadi masalah serius dimata anak kecil, apalagi masalah orang dewasa yang benar-benar pelik. Hanya saja, Scout pun pasti nggak ngerti kenapa ini bisa jadi masalah serius, yang ia tahu orang-orang menganggapnya begitu, dan begitulah.

Jadi saya pun bertanya-tanya, kenapa harus seorang gadis cilik yang menjadi pencerita? Mungkinkah karena gadis cilik, dengan segala kepolosan dan keluguan yang dimilikinya, dengan segala rasa penasaran yang selalu ada di benak mereka, akan lebih bisa menganggap serius masalah diskriminasi ras daripada orang dewasa? Mungkin juga penulis ingin menyampaikan bahwa masalah ‘tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan warna kulit’ sejak dini, dan anak-anak perlu tahu bahwa kita semua, tidak peduli dari suku apa, agama apa, dan bagaimana warna kulitnya adalah sama. Mungkin saja sih akan lebih nggak seru kalo buku ini diceritakan dari Atticus, topik yang lebih berat akan jadi lebih berat lagi, deh.

Sudah ngerti dong, kenapa buku ini selalu masuk ke daftar buku yang harus dibaca? Ya, gimana-gimana orang perlu ngerti bahwa diskriminasi itu masalah serius, dan emang manusia itu benar-benar diciptakan sederajat, dan orang yang punya kedudukan tinggi pun akan jadi nggak lebih dari sampah kalo dia masih memandang rendah kaum manapun.

Untuk topik yang semenarik dan sehebat ini rasanya nggak pas juga kalau digambarkan dari mata gadis cilik. Pembaca juga harus membaca hal sepele semacam apa yang ia lakukan setiap hari, tiap menitnya. Alurnya jadi terasa lambat banget dan rasanya saya bener-bener bosan menebak akan seperti apakah klimaks yang disajikan oleh buku ini. Rasanya banyak sekali hal yang tidak penting, yang tidak berkaitan dengan topik utama yang dihadirkan dalam buku. Nggak kehitung deh, berapa kali saya sampai jatuh tertidur saat membaca pembukanya. Saya baru tahu letak persoalannya setelah sampai di tengah-tengah buku.

Ada satu hal lagi yang juga sempat bikin saya bertanya-tanya. Mengenai judulnya. Kenapa judulnya harus tentang burung? Apa hubungannya? Jadi di buku juga dibahas kalo ada orang yang membunuh burung mockingbird, maka orang itu pun akan jadi punya dosa yang besar. Saya sebenarnya masih gak nyambung sih, tapi kalo dipaksa buat dihubungkan dengan topik utama, ya kayaknya jadi ada titik temunya sih.

Tokoh yang ada dalam buku ini sebenarnya banyak sekali, sih, hanya saja sepertinya nggak jadi kendala dalam memahami buku ini secara keseluruhan. Overall, buku ini benar-benar punya pesan moral yang benar-benar hebat, dan benar-benar harus ditanamkan pada tiap manusia sejak ia masih sangat muda. Tak heran kenapa buku ini punya embel-embel ‘buku yang tak akan lekang oleh waktu’.

No comments:

Post a Comment