Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi oleh M. Aan Mansyur
Mulai dibaca: 17 Agustus 2015
Selesai dibaca: 28 Agustus 2015
Judul: Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi
Penulis: M. Aan Mansyur
Editor: Bernard Batubara
Penerbit: GagasMedia
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 260 halaman
Bahasa: Indonesia
Format: Paperback
ISBN: 978-979-780-816-7
Harga: Rp. 46.750, 00 (Pengenbuku)
Rating: 3/5
Sebelum maut merenggut nyawanya, Jiwa Matajang menuliskan sebuah kisah mengenai dirinya, masa kecilnya, dan kekasihnya. Jiwa sangat menyukai puisi dan membaca buku sehingga hal mudah baginya untuk menciptakan puisi, dan juga merebut hati wanita melalui puisi-puisi yang ia ciptakan. Pribadinya yang jarang basa-basi dan ucapannya yang sangat puitis dalam merayu wanita sangat membantunya mendapatkan gadis-gadis bahkan yang tercantik sekalipun, termasuk membantunya mendapatkan Nanti. Sejak melihat Nanti sebagai mahasiswa baru, Jiwa terpesona dengan geligi Nanti yang berderet seperti puisi yang indah, dan hal itu membuat Jiwa jatuh cinta sedalam-dalamnya pada Nanti, Nanti pun jatuh cinta dengan Jiwa, bersama Jiwa ia selalu mendapatkan puisi-puisi indah yang ia inginkan. Mereka bahagia bila bersama, mereka membangun sebuah tempat bagi pecinta buku dan kopi, hingga sebuah jurang memisahkan mereka. Nanti menikah dengan pria lain, meninggalkan Jiwa yang memilih untuk tetap terpenjara dalam geligi dan senyum Nanti dan tetap berkubang dalam genangan kenangannya dengan Nanti. Jiwa berjanji untuk selalu setia pada satu wanita, ia tak pernah mengingkarinya sampai maut merenggut nyawanya.