Date started: 01 Agustus 2016
Date finished: 01 Agustus 2016
Judul: Honey and Milk
Penulis: Rupi Kaur
Penerbit: Andrews McMeel Publishing
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 206 pages
Bahasa: Inggris
Format: Paperback
ISBN: 978-144-947-425-6
Harga: Rp. 223.000 (Periplus)
Rating: 5/5
My heart woke me crying last night
how can I help i begged
my heart said
write the book
Buku ini bisa jadi merupakan buku yang paling banyak dibicarakan tahun lalu. Seperti kalau kamu berbelanja daring lalu mengurutkan produk berdasarkan popularitasnya, buku ini akan muncul di urutan pertama, karena saking banyaknya teman-teman saya yang membicarakan buku ini. Nggak hanya itu, sih, orang-orang juga sepertinya pengen banget punya buku ini, dan entah kenapa sepertinya masih susah bagi orang-orang untuk mendapatkan buku ini.
Semuanya berawal dari media sosial, tahun lalu sepertinya banyak banget teman saya yang menyebarkan gambar sebuah puisi yang ditulis oleh penulis baru. Saya kira ini cuma buatan orang yang sedang galau lalu membuat meme lalu menyebarkannya di internet. Ternyata nggak! Ternyata puisi-puisi tersebut memang berasal dari buku. Dan teman-teman saya juga rame banget dengan keterangan gambar mereka yang bilang, “I so want to have this book”, atau “Kenapa susah banget dapetin buku ini di sini?” dan sebagainya lah. Well, menurut saya mereka pastilah belum terlalu banyak menjelajah toko buku.
You were so distant
i forgot you were there at all (hal. 83)
Oke, jadi saya sendiri membeli buku ini pada awal Agustus tahun lalu. Saya akui, saya emang ketularan teman-teman saya yang baper menyebarkan potongan puisi yang ada di buku ini. Dan jujur banget, menurut saya harga buku ini masih terlalu mahal. Tapi melihat ketebalan buku dan jumlah puisi yang ada di buku ini cukup banyak dibandingkan dengan buku-buku puisi lain yang jumlahnya sedikit, mungkin harganya sesuai lah dengan isi buku ini. Padahal ada banget buku puisi yang jumlah puisinya jauh lebih sedikit dari buku ini dan harganya juga sama dengan harga buku ini, dan itu menurut saya nggak masuk akal.
Oke, jadi puisi-puisi dalam buku ini dibagi ke dalam empat bagian, yaitu: The Hurting; The Loving; The Breaking, dan The Healing. Jadi kalau dibaca judul dari tiap bab tersebut, teman-teman pasti mengira bahwa buku ini memiliki alur sama seperti novel roman, dan alurnya sepertinya maju. Hmm, mungkin judul babnya saja yang memiliki alur maju, karena isi dari tiap bab tersebut bermacam-macam dan nggak selalu beralur maju. Bagaimanapun juga ini adalah buku kumpulan puisi jadi nggak bisa kita meletakkan alur yang pasti dalam buku tersebut.
Oke, mungkin untuk lebih jelasnya saya akan bahas isi dari tiap bab tersebut.
Jadi, bab pertama adalah The Hurting. Rasa Sakit.
Seperti yang sudah teman-teman perkirakan, bab ini pasti berisi puisi yang menggambarkan kejadian-kejadian yang menyakiti penulis. Dan, yup, tebakanmu benar, sebagian besar puisi yang ada di buku ini berisi hal-hal menyakitkan yang pernah dialami penulis. Sebagian besar teman-teman pasti mengira pasti dari pengalamannya ketika hubungannya berakhir dengan kekasihnya yang sekarang menjadi mantan. Well, sebagian memang bercerita mengenai pengalaman penulis ketika hubungannya berakhir, karena hal apa sih yang bisa memberikan ide dan inspirasi yang besar kepada penulis selain pengalaman ‘putus cinta’?
You pinned
my legs to
the ground
with your feet
and demanded
i stand up
(hal. 25)
Mungkin beberapa sudah mengenal penulis melalui puisinya tentang putus cinta yang tersebar di media sosial, dan semuanya pasti tahu gimana puitisnya si penulis, gimana sendunya kesan yang dihasilkan penulis dalam puisinya yang beradaa di bab ini. Tapi, tunggu, dalam bab ini puisinya nggak melalu menggambarkan pengalaman putus cinta penulis, ada juga hal-hal yang ia takutkan dan bagaimana hal tersebut memengaruhinya dan menyakitinya. Selain itu, penulis dengan berani juga menceritakan masa kecilnya yang—sepertinya—juga pernah menyakitinya.
I can’t tell if my mother is
terrified or in love with
my father it all
looks the same
(hal. 40)
Secara keseluruhan, isi dari bab ini adalah gloomy dan menyedihkan, sesuai dengan judul babnya.
Bab kedua adalah The Loving. Nah, di bab ini sebenarnya saya kurang paham yah, apakah ini bab lanjutan dari bab sebelumnya di mana setelah penulis mengalami hal-hal yang menyakitinya ia akhirnya menemukan keberanian untuk mencintai seseorang lagi, atau malah ini adalah bab sebelum ia mengalami hal-hal yang menyakitinya yang ia gambarkan di bab sebelumnya.
Isi bab ini sebenarnya semenye-menye novel roman biasanya, hanya saja mungkin lebih dewasa, sih. Bab ini menceritakan pandangan penulis mengenai orang yang dicintainya dan bagaimana ketika penulis jatuh cinta.
You might not have been my first love
but you were the love that made
all the other loves
irrelevant
(hal. 63)
Bab selanjutnya, The Breaking. Dalam bab ini, daripada menceritakan perasaan penulis ketika patah hati, bab ini lebih menjelaskan mengapa penulis meninggalkan kekasihnya.
Kesimpulannya, saya rasa teman-teman nggak akan menyesal deh untuk memiliki buku ini walaupun harganya sedikit lebih mahal dibandingkan buku-buku lainnya. Tapi berhubung ini buku puisi, dan saya rasa isi dari buku ini sangat relevan untuk semuanya dan kapan saja, pada akhirnya pembaca tetap bisa membaca isi buku ini berulang kali, karena kamu nggak akan menyesal banget-banget untuk terus terhanyut oleh puisi yang ada di buku ini. Dilengkapi dengan ilustrasi yang kesannya hanya sekadar corat-coret belaka yang somehow bisa membuat pembaca untuk berhenti sebentar mengamati dan mencoba memahami arti puisi dan ilustrasi.
You split me open
in the most honest
way there is
to split a soul open
and forced me to write
at a time i was sure i
could not write again
-thank you
ahhh aku jadi penasaran. udah lama sih pingin baca buku ini tp krn waktu awal2 kayaknya hype banget aku jadi males krn takut kecewa. skrg sepertinya hypenya sudah mereda, jd mulai penasaran lagi XD
ReplyDelete