Tuesday 21 August 2018

Crazy Rich Asians–Kevin Kwan (Berkolaborasi dengan Shiori-Ko)

71qZUVeWy9LCrazy Rich Asians oleh Kevin Kwan

Mulai dibaca: 30 Juni 2018
Selesai dibaca: 08 Agustus 2018

Judul: Crazy Rich Asians
Penulis: Kevin Kwan
Penerbit: Anchor
Tebal buku: 527 halaman
Harga: Rp127.000 (Kinokuniya GI)

Rating: 3/5

Rachel Chu akhirnya memiliki kesempatan untuk berkeliling dan melihat-lihat keindahan negara-negara di Asia karena pacarnya, Nick Young, mengajaknya untuk menghadiri pernikahan sahabat Nick di Singapura, tempat Nick tumbuh besar bersama keluarganya. Kabar kepulangan Nick rupanya cukup membuat beberapa keluarganya gembira, sementara yang lainnya malah cemas, karena mendengar bahwa Nick tidak pulang sendirian. Perasaan cemas rupanya juga menghinggapi Rachel karena ia akhirnya akan bertemu dengan keluarga pacarnya. Masalahnya adalah, Rachel tidak tahu seperti apa keluarga pacarnya itu, atau seberapa kaya mereka.

Crazy Rich Asians Collab Post

Crazy Rich Asians (Kaya Tujuh Turunan) merupakan novel debutan dari sang penulis Kevin Kwan yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2013. Novel ini rupanya terinspirasi dari kehidupan penulis yang juga berasal dari keluarga yang berada di mana keluarga penulis merupakan salah satu pendiri dari bank tertua dan terbesar di Singapura.

Karena latar belakang penulis itulah, rasanya cerita yang ada di buku ini bisa diterima oleh pembaca karena penulis berpengalaman menjadi anggota salah satu keluarga berada. Segala seluk-beluk dan tabiat orang kaya tersebut seperti sudah dihapalkan oleh penulis, maka ketika membaca buku ini tokoh-tokohnya terkesan sangat alami dan tidak dibuat-buat.

Crazy Rich Asians mengisahkan tentang sebuah keluarga—atau malah bisa dikatakan sebagai dinasti, saking luas dan besarnya keluarga ini—yang sangat kaya raya dan berbasis di Singapura, negara dengan luas wilayah tidak sampai sepertiga dari luas wilayah Inggris. Cerita ini diawali dengan adegan keluarga Young yang tengah berada di London. Ketika hendak melakukan proses check-in di sebuah hotel, pegawai hotel tidak dapat segera menyelesaikan pesanan keluarga yang sepertinya berasal dari Asia tersebut. Hal tersebut berujung ke pengusiran keluarga besar tersebut. Tak dinyana, rupanya keluarga yang baru saja diusir oleh sang resepsionis merupakan pemilik baru dari hotel tersebut. Jika cerita pembuka mengenai sebuah keluarga yang membeli sebuah hotel klasik di London masih belum masuk akal, tunggu hingga kau menghabiskan buku ini dan menemukan banyak hal yang nggak akan pernah bisa kaulakukan karena kamu bukan berasal dari dinasti ini.

Sebenarnya, cerita dalam buku ini nggak sepenuhnya tidak masuk akal, saya pun menyadari bahwa keluarga macam The Youngs memang ada, jumlahnya pun sepertinya cukup sampai-sampai mereka bisa saja melunasi hutang negara saya dan mereka akan tetap kaya raya hingga turun-temurun. Kita semua tahu negara seperti apa Singapura, kalau kau pernah menghabiskan beberapa hari di sana untuk berlibur selama paling tidak beberapa hari untuk berbelanja di kawasan Orchard, mungkin kau orang yang cukup berada. Sekarang bayangkan orang macam apa yang mampu tinggal di negara yang cukup terkenal sebagai negara dengan hal-hal yang mahal. Exactly, a family like The Youngs. Kalau The Youngs bisa tinggal di Singapura selama beberapa generasi dan tidak menemukan masalah, maka mereka pun bisa membeli apapun dengan mudah, termasuk jet pribadi, menyewa sebuah pulau terpencil, bahkan membeli sebuah hotel dalam sekali kesepakatan.

Oke, rasanya cukup membahas Keluarga Young, mari membahas keluarga lainnya, Keluarga Chu, yang sebenarnya tidak banyak yang bisa diceritakan karena hanya ada Rachel dan ibunya Kerry, yang sudah 30 tahun tinggal di Amerika Serikat. Rachel merupakan lulusan Ph.D dan bekerja sebagai dosen di sebuah universitas, di mana dia akhirnya bertemu dengan Nick. Rachel tak pernah menyangka bahwa pacarnya itu berasal dari keluarga yang sangat berada. Nick pun begitu, ia tak menyangka bahwa keluarganya masih memegang tradisi dan kebiasaan yang hanya bisa menerima calon pendamping yang berasal dari klan yang sama. Secara gamblang, buku ini menggambarkan bermacam-macam perilaku orang cina dan bagaimana suatu komunitas bisa memberikan penilaian yang begitu buruk terhadap komunitas lainnya padahal mereka berasal dari akar yang sama, dalam hal ini, mereka berasal dari tanah yang sama, Republik Rakyat Tiongkok. Contohnya jelas terlihat pada pandangan Keluarga Young yang merupakan Cina-Singapura terhadap orang-orang Cina daratan dan American-born Chinese (biasa disingkat sebagai ABC) atau orang cina yang terlahir dan—sepertinya juga—tumbuh di Amerika yang dalam kasus ini Rachel Chu lah orangnya. Keluarga Young menganggap bahwa Rachel yang merupakan seorang ABC, yang sedang mengencani salah satu putra mahkota The Youngs, merupakan seseorang yang mata duitan. The Youngs mengira bahwa hanya ada satu alasan mengapa seseorang yang bukan berasal dari komunitas mereka mengencani salah satu anggota keluarga Young, orang tersebut pasti mengincar harta mereka. Kenyataannya, Rachel bahkan tidak tahu bahwa Nick rupanya berasal dari keluarga yang sangat kaya, dan Rachel tetap mencintainya. Satu-satunya masalah yang harus mereka lalui, bisa jadi, adalah Keluarga Young yang sangat strict terhadap aturan ‘mempertahankan kekayaan dengan menikahi seseorang dari klan yang sama dengan mereka’.

Agar lebih memperdalam rasa emosional pembaca, penulis menyajikan cerita dari berbagai sudut pandang selain Nick dan Rachel. Selain itu, penggunaan sudut pandang tokoh lain seakan menebalkan masalah-masalah yang dialami orang kaya-tujuh-turunan tersebut, masalah yang sebenarnya sepele tapi rupanya cukup membuat pusing orang-orang dari Keluarga Young. Seperti misalnya narasi seputar Eleanor Young, yang merupakan ibu Nick Young, berkisar antara kecemasannya terhadap wanita yang diajak Nick ke Singapura. Atau Astrid Leong, sepupu Nick, yang telah menikah dengan pria yang merintis bisnis start-up. Atau malah Eddie Cheng, sepupu Nick juga, yang begitu mengatur penampilan keluarganya ketika tampil di depan publik, bagaimana ia mengatur hal terkecil supaya keluarganya dapat mencuri lampu sorot masyarakat.

Disajikan dengan bahasa yang ringan dan sederhana, ditambah beberapa istilah dari bahasa Tionghoa dan Melayu, membuat drama orang kaya ini sangat mudah dinikmati kendati dibaca dalam bahasa aslinya, malahan—menurut saya—akan lebih seru membaca versi asli buku ini daripada versi terjemahan, karena sisipan istilah Bahasa Melayu yang digunakan oleh beberapa tokoh.

Dan sekarang kita tidak sabar untuk menonton filmnya di bioskop kesayangan kami. Sudah tahu, belum seganteng apa yang jadi Nick Young?henry-golding

senyumnya membawa keberuntungan (ngarang aja, sih)

Untuk melihat trailer Crazy Rich Asians, klik di sini.

Nah, guys, berhubung ini adalah ulasan-kolaborasi, teman kolaborasi saya untuk buku ini adalah Shiori-Ko (klik di sini), jadi jangan sampai kamu melewatkan ulasan di blognya, supaya kamu lebih teryakini betapa menarik dan dramatisnya cerita seputar keluarga yang kaya tujuh turunan ini. Selamat menikmati clip_image001

1 comment: