Sunday 17 September 2017

A Man about Town–Hyun Go Wun (Blogtour + Giveaway)

DSC_0032A Man About Town oleh Hyun Go-Wun

Mulai dibaca: 28 Agustus 2017
Selesai dibaca: 02 September 2017

Judul: A Man About Town
Penulis: Hyun Go-Wun
Penerbit: Haru Media
Bahasa: Indonesia
Penerjemah: Siti Solehatin
Penyunting: K.P. Januwarsi
Tahun terbit: Juli 2017 (Cetakan pertama)
Tebal buku: 384 halaman
Format: Paperback
ISBN: 978-602-638-321-1
Harga: Rp.85.000 (Penerbitharu.com)

Rating: 3/5

Sinar bulan di luar jendela, aroma alkohol, kemurahan hati, dan sikap flamboyan cendekiawan tua yang tahu cara menikmati senyuman wanita cantik seperti menikmati salju bersama teman dekat adalah hukum dan etiket yang harus ditepati seorang playboy. Namun, satu hal yang paling penting dari semua itu adalah mencintai wanita. (Catatan Playboy 1, hal. 7)

Kadang ada juga laki-laki yang terlahir sebagai seorang playboy. Kim Ha Kyung contohnya. Ia terlahir sebagai pria yang tampan, hidung yang mancung alami, dan senyum mempesona. Tak heran mengapa banyak sekali wanita yang terpesona, beberapa wanita yang memiliki nyali lebih bahkan tak segan untuk mengajak berkenalan dengan Ha Kyung. Tak sulit bagi Ha Kyung untuk mendapatkan wanita, jika ia menginginkan ia bisa berganti-ganti pacar setiap minggu.

Mata hitam yang berkilat nakal di bawah bulu mata yang panjang, hidung yang mancung di tengah wajahnya, bibir merah yang selalu menyunggingkan senyuman, hingga garis rahang yang sempurna. (hal. 8)

Tapi suatu hari, salah satu kliennya mengajak Ha Kyung untuk berkenalan dengan putrinya, gadis yang berprofesi sebagai fotografer bernama Lee Min Ju. Saat akhirnya bertemu dengan Min Ju, Ha Kyung langsung mengerti bahwa Min Ju bukanlah tipe gadis yang ia inginkan. Penampilan Min Ju sangat jauh berbeda dengan para wanita yang mendekati Ha Kyung, walaupun sebenarnya ia tidak bisa dikatakan jelek, Min Ju tidak termasuk wanita dengan kriteria yang diinginkan Ha Kyung. Pipinya tembam, kacamatanya yang selalu menggantung di hidung, rambutnya yang selalu dikuncir sembarangan, Min Ju benar-benar bukan tipe wanita yang diinginkan Ha Kyung. Tapi sebagai seorang playboy yang ‘profesional’, merupakan kewajiban bagi Ha Kyung untuk meninggalkan kesan yang baik bagi setiap wanita yang berkenalan dengannya. Namun, Min Ju seakan menolak segala pesona dan sikap baik dari Ha Kyung. Min Ju mengerti laki-laki macam apa Ha Kyung itu, dan ia bertekad untuk tidak terjatuh ke dalam pesona si playboy. Sedangkan bagi Ha Kyung yang mendapat penolakan terang-terangan, sesuatu yang tentu saja belum pernah ia dapatkan sebelumnya, hal tersebut ia anggap sebagai tantangan. Penolakan sekali tidak akan membuatnya mundur, ia akan merebut hati Min Ju. Ia akan membuat Min Ju jatuh cinta padanya seperti ia membuat wanita-wanita lain terpesona padanya.

“Bukan. Aku bukan sekadar playboy. Aku adalah playboy yang mengerti tentang elegansi dan selera.” (hal. 197)

DSC_0024-blog


Di negara asalnya, buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2002. Sementara itu, penulisnya selain menelurkan beberapa novel roman juga merupakan seorang penulis skenario. Novelnya yang berjudul “1 Percent of Anything” sudah diangkat menjadi serial drama pada tahun 2003 dan di-remake pada tahun 2016. Penulis sendiri sudah menghasilkan beberapa novel roman, beberapa diantaranya yang sudah diterjemahkan adalah “4 Ways toGet a Wife”, “Always With Me”, dan “Moon in the Spring”. Novel-novel penulis mulai diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia sejak tahun 2012, kendati demikian di negara asalnya novel-novel tersebut telah diterbitkan sejak tahun 2002.

Oke, jadi novel ini bercerita tentang seorang laki-laki bernama Kim Ha Kyung yang menganggap bahwa ia memang terlahir sebagai playboy. Oke, dengan berpikir bahwa ia terlahir sebagai playboy, ia seakan beranggapan bahwa sifat tersebut tidak bisa ia hilangkan, sama seperti manusia yang terlahir dengan hidung maka ia tak bisa menghilangkan sifatnya yang dapat mencium aroma dan bau. Jadi, ketampanan, pesona, rayuan, dan segala sikap manis untuk wanita yang mendekatinya, semua itu memang sudah sifat alaminya. Kemudian Ha Kyung berkenalan dengan Min Ju, putri kliennya, yang menolak mentah-mentah pesona dan rayuan Ha Kyung. Pertemuan pertama mereka berjalan tidak terlalu baik, tapi Ha Kyung melakukan sesuatu yang sepertinya baru pertama kali ia lakukan, mengejar seorang wanita, yang tidak mempan dengan ketampanan dan pesonanya.

DSC_0029-quote

To be honest, saya agak-agak menyukai karakter laki-laki semacam Ha Kyung, laki-laki tampan, perayu ulung, penebar pesona, lalu akhirnya tergila-gila dan berusaha sedikit lebih keras untuk seorang wanita, biasanya sih ceritanya si wanita ini nggak tertarik sama laki-laki macam itu. Si playboy lalu mencurahkan pesona dan rayuannya pada gadis yang membuatnya tergila-gila itu, dan membaca tentang usaha laki-laki tersebut dalam menaklukan hati seorang wanita yang mampu menolak pesonanya bikin saya senang. Well, antara senang karena akhirnya si playboy menemukan ‘lawan’ yang tangguh untuk ditaklukan juga merasa iri karena ingin diperlakukan semacam itu. Usaha Ha Kyung sendiri dalam menaklukan hati Min Ju terbilang cukup nekat dan berani, karena ia tak hanya merayu atau sekadar memberi sesuatu untuk meluluhkan hati Min Ju. Ha Kyung ingin membuat Min Ju tak bisa melupakan wajahnya, ia ingin wajahnya benar-benar melekat dalam pikiran Min Ju, jadi ia melakukan berbagai hal agar Min Ju bisa melihat wajahnya sampai melekat di pikiran Min Ju, muncul sesering mungkin dan di manapun Min Ju berada. Agak menyebalkan juga sebenarnya, walaupun Ha Kyung menunjukkan bahwa ia merupakan seseorang yang pantang menyerah dan cukup ambisius. Berhubung Ha Kyung merupakan seorang playboy, ia jelas memiliki kepercayaan diri yang tinggi, termasuk dalam menaklukan Min Ju.

Sementara itu, karakter Min Ju digambarkan sebagai gadis yang tidak terlalu cantik, profesional dalam menjalankan pekerjaannya, dan sedikit keras kepala. Wajah Min Ju ini, walaupun tidak bisa dideskripsikan dengan kata ‘jelek’, sangat berbeda dengan wajah wanita-wanita yang menggoda dan mendekati Ha Kyung. Meskipun begitu, Min Ju sangat jual mahal terhadap Ha Kyung. Well, itu karena Min Ju mengerti laki-laki macam apa Ha Kyung itu, jadi ketika Ha Kyung berusaha keras meluluhkan hati Min Ju, ia membuat semacam benteng yang kokoh dan tinggi agar pesona Ha Kyung tidak bisa memengaruhi pikirannya. Sekalipun Ha Kyung berhasil sedikit memasuki pikiran Min Ju, ia dengan keras kepala bahwa perlakuan Ha Kyung tidak berarti apapun terhadapnya. Saya sangat menyukai karakter Min Ju yang keukeuh ini, ia menunjukkan bahwa wanita yang memiliki wajah biasa saja tidak akan kalah begitu saja pada playboy yang sangat tampan malah ia yang akan mengalahkan si playboy dengan membuatnya bertekuk lutut padanya. So, YAY, to Min Ju.

Kadang wanita yang bijaksana mengenali playboy. Semakin ketahuan watak aslimu, bersikaplah semakin seperti seorang playboy. Hanya kejujuranlah jalan untuk bertahan hidup. (Catatan Playboy 6, hal. 51)

Kalau membaca dari ulasan ini, mungkin teman-teman berpikir bahwa konfliknya ya berkisar di Ha Kyung dan Min Ju saja, konfliknya mungkin hanya sekadar misi Ha Kyung menaklukan Min Ju dan Min Ju yang bersikeras menolak memberikan hatinya pada Ha Kyung, tapi sebenarnya hal-hal menarik yang menjadi konflik utama dari cerita ini berasal dari beberapa tokoh lainnya. Konflik-konflik yang ditimbulkan menjadi ‘bumbu pedas’ bagi Ha Kyung dan Min Ju. Nah, konflik inilah yang menurut saya membuat cerita menjadi lebih menarik, menurut saya konflik inilah yang menjadi semacam kemudi bagi saya. Konflik pedas di buku ini membuat saya agak teralihkan dari cerita kucing-kucingan Ha Kyung dan Min Ju. Bukan berarti konfliknya tidak berhubungan dengan mereka berdua atau bagaimana, justru sebaliknya, konflik ini tidak hanya mengarahkan pembaca tapi juga mengendalikan Ha Kyung dan Min Ju sebagai tokoh utama. Saya rasa tanpa adanya konflik pedas ini, kucing-kucingan Ha Kyung dan Min Ju nggak akan menjadi lebih seru.

Berhubung ini pertama kalinya saya membaca novel korea, kadang saya kebingungan menentukan jenis kelamin dari beberapa tokoh pendukung. Serius deh, rasanya nama-nama yang ada di buku sepertinya bisa digunakan baik untuk laki-laki maupun perempuan. Selain itu, hal yang membuat saya bingung adalah ketika seorang tokoh berinteraksi dengan tokoh lain. Khusus interaksi yang cukup banyak, saya kebingungan ketika tidak ada kalimat penjelas mengenai tokoh yang  mengucapkan kalimat langsung tersebut. Alhasil, di beberapa percakapan saya harus mengurutkan kembali tokoh manakah yang pertama kali membuka percakapan lalu siapa yang menanggapi, dan seterusnya.

Secara keseluruhan, novel ini membuat saya gemas. Nggak hanya karena tokohnya yang menyebalkan atau Ha Kyung yang nakal, tapi ceritanya menurut saya ‘dalam’ untuk hitungan novel roman. Konfliknya benar-benar mengendalikan alur cerita dan bikin seru. Btw, saya terus membayangkan Lee Jong Suk sebagai Kim Ha Kyung. Ha ha ha.

Okay, sekarang waktunya informasi penting! Teman-teman bisa ikutan giveaway yang diadakan Penerbit Haru juga, lo. Bagi kamu yang beruntung kamu bisa mendapatkan satu buku A Man About Town yang kece ini.

Untuk ikutan giveaway A Man About Town, pastikan kamu:

1.   Sudah follow:

a.  Facebook page Penerbit Haru

b.  Instagram @penerbitharu

c.   Twitter @penerbitharu

2.   Ikuti blog ini untuk mendapatkan ulasan terbaru mengenai buku yang sudah aku baca

3.   Ikuti instagramku @lizzysjolander untuk mengetahui berbagai info buku

4.   Menjawab pertanyaan yang diberikan para host blogtour. Karena ada lima host dalam blogtour ini, maka kamu harus menjawab lima pertanyaan yang diberikan para host dengan benar

Pada tanggal 19 September 2017 sila kirim jawaban kamu ke Facebook Page Penerbit Haru. Ingat ya, karena ada lima host blogtour, jadi ada lima pertanyaan, dan untuk mendapatkan kesempatan memenangkan buku A Man About Town kamu harus menjawab lima pertanyaan tersebut dengan benar.

Dan pertanyaan dariku adalah:

DSC_0029-question

Apa hubungan Lee Min Ju dengan klien Kim Ha Kyung menurut ulasan ini?

And that’s it! Selamat menjawab pertanyaan, dan semoga berhasil memenangkan giveawaynya, ya!

2 comments: