Saturday 24 August 2013

Flashpacking to London-Deedee Caniago

Siapa yang tidak tahu London? Ibukota dari negara Inggris tersebut bisa jadi merupakan salah satu tempat jujugan banyak orang untuk bersenang-senang. Dengan berbagai tempat, lokasi, dan objek wisata yang sangat menarik, dengan penduduk-penduduknya yang serba modern dan maju tetapi tetap mempertahankan sisi klasik London yang telah berdiri sejak Bangsa Romawi datang, London benar-benar menjadi destinasi liburan paling menggiurkan.

Di mata saya, London memang kota paling menarik untuk dijadikan tujuan berlibur dan bersenang-senang. Dengan penduduk-penduduknya yang modern, fashionable, dan tentu saja dengan British-accent mereka yang menurut saya kece abis, saya benar-benar menjadikan London sebagai destinasi nomer satu yang harus dikunjungi! Nggak usah disebut lagi apa saja objek menarik yang ada di London, atau apa saja yang bikin saya tertarik banget dengan London. Oke, koreksi, maksudnya tertarik BANGEEEET! Bicara tentang London, orang langsung tertuju pada menara jam terbesar di dunia, Big Ben. Setelah ditanya buat sebutin apa lagi icon yang ada di London, pasti langsung bingung, padahal London memiliki banyak icon (bisa berupa bangunan, patung, taman, publik figur, musik, film, literatur, bla-bla-bla) yang sangat terkenal, sebut aja Museum Madame Tussaud (museum patung lilin buat orang-orang terkenal), Trafalgar Square, London Eye, Harrods, dan banyak banget! Dan jangan lupa dengan The Beatles dan Abbey Road, Buckingham Palace, dan tentu saja Double Decker (bus tingkat dua warna merah) yang iconic banget. Ke-modern-an penduduk London yang berbaur dengan sisi klasik London yang tetap ada sampai sekarang membuat London di mata saya sebagai kota yang sangat manis, indah, dan benar-benar bikin speechless.

Berdasarkan apa yang ditulis Mbak Deedee lewat buku Flashpacking to London, Mbak Deedee menceritakan bahwa ia menggemari travelling (dibuktikan juga dengan dua buku yang diterbitkan sebelum buku ini, kedua buku tersebut menceritakan pengalaman Mbak Deedee berkeliling Indonesia dan Australia), dan ia merupakan orang yang Indonesia banget (dibuktikan dengan selalu bawa rendang dan selalu merindukan keberadaan nasi selama di London). Mbak Deedee mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai orang yang malas dalam menulis pengalamannya selama travelling, tetapi sangat passionate kalo ada kesempatan buat travelling (semua orang pun begitu kayaknya).

Lewat buku Flashpacking to London, Mbak Deedee bagi-bagi tips dan memberi panduan buat jalan-jalan ke London, mulai dari apa-apa aja yang wajib buat dibawa, rekomendasi-rekomendasi buat barang bawaan khusus buat orang Indonesia asli juga ada, seluk-beluk ngurus visa, langkah-langkah sampe detil banget dari Jakarta ke London. Buku ini merupakan panduan lengkap dan paling praktis bagi siapapun yang akan ke London. Bagi orang yang baru pertama kali ke London, tips-tips yang ada di buku udah cukup jelas dan mudah. Buat yang udah pernah ke London, trus pingin balik lagi gara-gara kurang lama, buku ini cocok banget buat referensi tempat apa saja yang perlu dikunjungi di London.

Buku ini menceritakan pengalaman penulis mulai dari persiapan berangkat sampai saat sudah berada di London. Untuk persiapan berangkat, penulis memberikan panduan untuk mengurus Visa Inggris plus Visa Schengen untuk traveller yang ingin melintasi negara lain yang diijinkan. Tempat mengurus visa, syarat mengurus visa, prosedur, sampai tarif yang dikenakan dalam mengurus visa (baik Visa Inggris dan Visa Schengen) dijelaskan dengan gamblang oleh penulis. Selain itu, penulis juga memberikan rencana perjalanan selama di London (rencana perjalanan yang ada di buku juga termasuk rencana perjalanan selama transit di Kuala Lumpur, Malaysia dan rencana perjalanan di Brusells, Belgia. Sebetulnya sih, penulis juga berencana ke Belanda, tetapi karena adanya bencana rencana tersebut dibatalkan). Nah, hal yang jelas tidak luput oleh traveller (apalagi yang mau ke luar negeri yang currency-nya lebih tinggi dari rupiah) tentu saja perkiraan biaya, dan beruntunglah para newbie yang membeli buku ini, karena penulis juga menceritakan tips-tips mengelola keuangan selama di London. Mulai dari keuangan untuk transportasi untuk terbang ke Kuala Lumpur, ke London, transportasi selama di London, transportasi ke Brusell, tiket masuk ke berbagai objek wisata di London, budget untuk penginapan, budget untuk makan, belanja, masalah keuangan dan akomodasi selama di London diceritakan oleh penulis. Selain itu, penulis juga merekomendasikan penginapan untuk traveller dari Indonesia yang ingin ke London.

Selama sepuluh hari berkelana di London, penulis menceritakan objek wisata yang dikunjungi. Semuanya tak lepas dari tempat penulis transit untuk istirahat dari Objek Wisata A ke Objek Wisata B. Dalam sehari, penulis singgah ke banyak objek wisata menarik. Dan sumpah, objek wisata yang paling mainstream sampai yang benar-benar saya nggak tahu—padahal iconic—benar-benar dikunjungi (sebagai fans berat Kota London dan orang yang benar-benar terobsesi buat pergi ke sana, Mbak Deedee bikin saya merasa sebagai orang yang gagal). Dan nggak cuma pengalaman penulis aja yang dibagikan di buku, sampai harga tiket masuk, rekomendasi buat beli lewat internet, jadwal operasional, dan note pribadi juga ada di buku ini.

Bagi saya yang belum tau apapun tentang London—tapi terobsesi banget buat ke sana—buku ini sudah cukup lengkap sebagai panduan untuk travelling ke London. Tips-tips yang ada juga rasanya cukup membantu. Minimal, panduan yang diberikan bikin kita merasa tenang dari masalah sasar-kesasar di London, toh kalaupun memang kesasar—yang semoga aja jangan sampe—penulis juga menginformasikan bahwa ada banyak kendaraan yang bisa diambil dengan jalur perjalanan yang mudah ditempuh, yah kalaupun saya kesasar di London, sejujurnya saya pasti senang, namanya juga kesasar di kota impian—selama nggak jadi korban traficking, sih.

Selain untuk panduan dan berbagi pengalaman, buku ini bisa juga sebagai reminder. Hal detil yang dibutuhkan—dan pasti dibutuhkan, semacam jamu, rendang, saos, sambal, dsb—juga dituliskan dalam buku. Selalu ada kemungkinan kita lupa hal-hal—bahkan yang penting sekali pun—yang harus dibawa dalam bepergian (karena terlalu excited, mungkin), jadi sebelum travelling baca buku ini bisa sedikit membantu dalam mempersiapkan segala keperluan yang wajib dibawa.

You have my words tentang cerita yang saya bagi mengenai buku ini, saran-sarannya, tips-tipsnya, rekomendasinya, sampai pengalaman penulis mulai dari tidur di kursi pesawat menuju London yang kebetulan nggak ada penumpang, kesenangan penulis ketika disediakan nasi oleh temannya, cerita penulis saat kehabisan pulsa, kelewatan stasiun, dan semuanya membuat buku ini jadi panduan yang wajib dibeli oleh traveller yang mau ke London.

Saya sendiri pun merasa bahagia pas akhirnya nemuin buku ini, gara-gara nggak nemu terus padahal udah ngublekin toko buku, ternyata bukunya ada di rak yang deket sama rak kamus-kamus. Apapun deh, pokoknya bukunya benar-benar enjoyable. Sebenarnya mau banget ngasih lima bintang buat buku ini, berhubung sepertinya penulis nggak terlalu suka dengan sepak bola, sehingga nggak menampilkan beberapa stadion sepak bola sebagai tempat rekomendasi, hahaha min satu deh nilainya.

*semangat nulis-resensi-dalam-waktu-nggak-sampe-enam-jam ini disponsori oleh lagu-lagunya The Beatles*

DSC_0018

No comments:

Post a Comment